
Community Rating

1 review





Tron: Ares
“Tron: Ares” adalah film aksi fiksi ilmiah Amerika yang akan datang, disutradarai oleh Joachim Rønning, dan merupakan installment ketiga dalam franchise Tron. Film ini mengikuti kisah Ares (diperankan oleh Jared Leto), sebuah program cerdas yang sangat canggih yang dikirim dari dunia digital ke dunia nyata untuk menjalankan misi berbahaya. Misi ini menandai pertemuan pertama umat manusia dengan makhluk berbasis kecerdasan buatan (AI). Berbeda dengan film Tron sebelumnya yang lebih fokus pada petualangan di dalam dunia digital “The Grid,” “Tron: Ares” membawa elemen-elemen futuristik seperti light cycle dan teknologi canggih ke dunia nyata, menciptakan konflik antara manusia dan AI. Film ini juga menampilkan kembalinya Jeff Bridges sebagai Kevin Flynn, bersama dengan pemeran pendukung seperti Greta Lee, Evan Peters, dan Gillian Anderson. Dengan skor musik dari Nine Inch Nails, “Tron: Ares” menjanjikan pengalaman visual yang memukau dan suasana yang lebih gelap serta industrial dibandingkan pendahulunya. Film ini dijadwalkan rilis pada 10 Oktober 2025.
Kecocokan dengan Anak:
“Tron: Ares” tampaknya dirancang untuk penonton yang lebih dewasa dan belum tentu cocok untuk anak-anak kecil. Berdasarkan deskripsi plot dan cuplikan awal, film ini akan menampilkan aksi intens seperti kejar-kejaran berkecepatan tinggi dengan light cycle yang membelah mobil polisi, serta tema kompleks tentang AI dan kemanusiaan yang mungkin sulit dipahami oleh anak-anak di bawah usia 12 tahun. Selain itu, nada yang lebih “grittier” dan industrial, ditambah dengan keterlibatan Nine Inch Nails dalam soundtrack, menunjukkan bahwa film ini bisa memiliki suasana yang lebih gelap dan tegang dibandingkan “Tron: Legacy,” yang sudah memiliki beberapa adegan pertarungan dan kematian karakter digital yang mungkin mengganggu anak kecil.
“Tron: Ares” tampaknya dirancang untuk penonton yang lebih dewasa dan belum tentu cocok untuk anak-anak kecil. Berdasarkan deskripsi plot dan cuplikan awal, film ini akan menampilkan aksi intens seperti kejar-kejaran berkecepatan tinggi dengan light cycle yang membelah mobil polisi, serta tema kompleks tentang AI dan kemanusiaan yang mungkin sulit dipahami oleh anak-anak di bawah usia 12 tahun. Selain itu, nada yang lebih “grittier” dan industrial, ditambah dengan keterlibatan Nine Inch Nails dalam soundtrack, menunjukkan bahwa film ini bisa memiliki suasana yang lebih gelap dan tegang dibandingkan “Tron: Legacy,” yang sudah memiliki beberapa adegan pertarungan dan kematian karakter digital yang mungkin mengganggu anak kecil.
Meski belum ada rating resmi (kemungkinan PG-13 berdasarkan tren franchise sebelumnya), orang tua disarankan untuk mempertimbangkan usia dan sensitivitas anak mereka terhadap aksi kekerasan ringan hingga sedang serta konsep teknologi yang rumit. Untuk anak di atas 12 tahun yang menyukai fiksi ilmiah dan petualangan berbasis teknologi, film ini bisa menjadi pengalaman yang menarik, terutama dengan visual canggihnya. Namun, untuk anak yang lebih muda, mungkin lebih baik menunggu ulasan lengkap atau trailer resmi untuk memastikan kecocokannya.
This content is restricted!
Bantu kami mengulas konten yang pernah Mama tonton. Login di sini.
R
Rina Susanti Paling dinanti
Saya sangat menantikan Tron: Ares karena visualnya yang memukau, dan film ini tidak mengecewakan! Efek neon dan dunia digitalnya luar biasa, terasa seperti upgrade dari Tron: Legacy. Ceritanya agak lambat di awal, tapi aksi di paruh kedua bikin jantungan. Musiknya juga epic, meski tidak seikonik soundtrack Daft Punk di film sebelumnya. Sayangnya, beberapa karakter terasa kurang dalam.
Sinopsis Terlengkap “Tron: Ares”
Tron: Ares adalah film fiksi ilmiah aksi yang menjadi installment ketiga dalam waralaba Tron, melanjutkan kisah dari Tron (1982) dan Tron: Legacy (2010). Disutradarai oleh Joachim Rønning (Maleficent: Mistress of Evil), film ini menghadirkan petualangan epik yang memadukan dunia digital dan dunia nyata dengan visual futuristik khas Tron. Film ini dijadwalkan rilis di bioskop pada 10 Oktober 2025, dan menampilkan jajaran aktor ternama seperti Jared Leto, Jeff Bridges, Greta Lee, Evan Peters, Hasan Minhaj, Jodie Turner-Smith, Arturo Castro, Cameron Monaghan, Gillian Anderson, dan Sarah Desjardins. Musik film ini digarap oleh band industrial rock Nine Inch Nails, menggantikan Daft Punk yang mengisi soundtrack Tron: Legacy, untuk memberikan nuansa yang lebih gelap dan intens.
Alur Cerita
Tron: Ares berfokus pada Ares (Jared Leto), sebuah program kecerdasan buatan (AI) canggih yang dikembangkan di dalam dunia digital yang dikenal sebagai The Grid. Berbeda dari dua film sebelumnya yang lebih mengeksplorasi petualangan manusia di dunia digital, Tron: Ares membalikkan premis tersebut. Ares dikirim dari The Grid ke dunia nyata dalam sebuah misi berbahaya yang belum sepenuhnya diungkap, menandai pertama kalinya umat manusia berinteraksi langsung dengan entitas AI. Kedatangan Ares memicu kekacauan, konflik, dan ketegangan antara manusia dan mesin, dengan potensi ancaman eksistensial bagi kedua dunia.
Tron: Ares berfokus pada Ares (Jared Leto), sebuah program kecerdasan buatan (AI) canggih yang dikembangkan di dalam dunia digital yang dikenal sebagai The Grid. Berbeda dari dua film sebelumnya yang lebih mengeksplorasi petualangan manusia di dunia digital, Tron: Ares membalikkan premis tersebut. Ares dikirim dari The Grid ke dunia nyata dalam sebuah misi berbahaya yang belum sepenuhnya diungkap, menandai pertama kalinya umat manusia berinteraksi langsung dengan entitas AI. Kedatangan Ares memicu kekacauan, konflik, dan ketegangan antara manusia dan mesin, dengan potensi ancaman eksistensial bagi kedua dunia.
Trailer perdana memperlihatkan adegan pembuka yang menegangkan: sebuah kejar-kejaran antara polisi dan program nakal, di mana mobil polisi dihancurkan oleh dinding cahaya dari light cycle merah yang dikendarai Ares. Visual neon, grid digital, dan efek futuristik tetap menjadi identitas kuat film ini, namun kali ini elemen-elemen video game yang liar “menyerbu” dunia nyata, membawa teror dan kehancuran. Ares, sebagai entitas AI, tampaknya memiliki kemampuan untuk memanipulasi lingkungan fisik, menciptakan pertarungan epik yang menggabungkan aksi fisik dan digital.
Karakter dan Konflik
- Ares (Jared Leto): Program AI canggih yang menjadi pusat cerita. Ares bukan sekadar program biasa; ia dirancang untuk menembus batas antara dunia digital dan nyata. Motivasinya masih misterius, tetapi trailer mengisyaratkan bahwa misinya dapat mengubah keseimbangan antara manusia dan teknologi. Leto, yang juga menjadi produser, menghadirkan Ares sebagai figur karismatik namun menakutkan.
- Kevin Flynn (Jeff Bridges): Karakter ikonik dari dua film sebelumnya kembali, meskipun perannya masih diselimuti misteri. Dalam trailer, suara Flynn terdengar saat proses penciptaan Ares, dengan kalimat, “Siapkah kamu? Karena tidak ada jalan kembali,” mengindikasikan bahwa Flynn mungkin memiliki peran kunci sebagai pencipta atau pengawas Ares. Apakah Flynn muncul secara fisik atau hanya sebagai entitas digital masih belum jelas.
- Julian Dillinger (Evan Peters): Karakter yang memiliki koneksi dengan Ed Dillinger, antagonis dari Tron (1982). Julian kemungkinan besar adalah keturunan atau rekan Ed Dillinger, dan perannya sebagai lawan atau sekutu Ares masih ambigu. Peters muncul dalam trailer menatap langit yang dipenuhi laser merah, menambah kesan bahwa karakternya terlibat dalam konflik besar.
- Karakter Lain: Greta Lee dan Jodie Turner-Smith memerankan karakter baru yang belum diungkap detailnya, tetapi kemungkinan besar mereka adalah figur penting di dunia nyata atau digital. Cameron Monaghan dikabarkan berperan sebagai hacker jenius yang terlibat dalam konflik digital, sementara Gillian Anderson diduga memerankan ilmuwan yang terkait dengan penciptaan Ares. Hasan Minhaj, Arturo Castro, dan Sarah Desjardins juga memiliki peran pendukung yang belum terungkap secara spesifik.
Konteks dan Tema
Tron: Ares adalah sekuel standalone, artinya meskipun berada dalam universe yang sama dengan Tron dan Tron: Legacy, ceritanya tidak secara langsung melanjutkan alur Tron: Legacy. Absennya karakter utama dari film sebelumnya, seperti Sam Flynn (Garrett Hedlund) dan Quorra (Olivia Wilde), menimbulkan spekulasi bahwa film ini lebih sebagai soft reboot daripada kelanjutan langsung. IGN menyatakan bahwa keputusan ini mungkin dipengaruhi oleh performa Tron: Legacy yang kurang memuaskan secara finansial ($409 juta dari anggaran $170 juta), mendorong Disney untuk mengambil arah baru yang lebih segar.
Tron: Ares adalah sekuel standalone, artinya meskipun berada dalam universe yang sama dengan Tron dan Tron: Legacy, ceritanya tidak secara langsung melanjutkan alur Tron: Legacy. Absennya karakter utama dari film sebelumnya, seperti Sam Flynn (Garrett Hedlund) dan Quorra (Olivia Wilde), menimbulkan spekulasi bahwa film ini lebih sebagai soft reboot daripada kelanjutan langsung. IGN menyatakan bahwa keputusan ini mungkin dipengaruhi oleh performa Tron: Legacy yang kurang memuaskan secara finansial ($409 juta dari anggaran $170 juta), mendorong Disney untuk mengambil arah baru yang lebih segar.
Tema utama film ini tampaknya berfokus pada hubungan antara manusia dan kecerdasan buatan, sebuah topik yang relevan di era modern. Film ini mengeksplorasi apa yang terjadi ketika AI tidak hanya ada di dalam sistem komputer, tetapi secara fisik memasuki dunia manusia. Konflik antara teknologi dan kemanusiaan, serta dampak dari penciptaan entitas yang melebihi kendali manusia, menjadi inti cerita. Visual yang dramatis, seperti pesawat digital yang menyerang bangunan atau light cycle yang menghancurkan lingkungan nyata, menggarisbawahi benturan epik antara dua realitas ini.
Produksi dan Estetika
Tron: Ares mulai diproduksi pada Januari 2024 di Vancouver, Kanada, dan selesai dalam waktu enam minggu. Joachim Rønning, yang dikenal karena pendekatan visualnya yang kuat, menegaskan bahwa film ini dibangun di atas warisan desain dan teknologi mutakhir Tron. Estetika visual film ini tetap setia pada identitas waralaba: dunia neon, light cycle, dan grid digital yang memukau, tetapi kali ini diperluas ke dunia nyata dengan efek CGI yang lebih canggih.
Tron: Ares mulai diproduksi pada Januari 2024 di Vancouver, Kanada, dan selesai dalam waktu enam minggu. Joachim Rønning, yang dikenal karena pendekatan visualnya yang kuat, menegaskan bahwa film ini dibangun di atas warisan desain dan teknologi mutakhir Tron. Estetika visual film ini tetap setia pada identitas waralaba: dunia neon, light cycle, dan grid digital yang memukau, tetapi kali ini diperluas ke dunia nyata dengan efek CGI yang lebih canggih.
Musik oleh Nine Inch Nails (Trent Reznor dan Atticus Ross) menjadi salah satu daya tarik utama. Berbeda dari nuansa elektronik Daft Punk di Tron: Legacy, Nine Inch Nails membawa pendekatan yang lebih industrial dan “grittier”, mencerminkan nada cerita yang lebih gelap. Reznor menyebutkan bahwa penggunaan nama Nine Inch Nails memungkinkan mereka untuk “bermain dengan aturan berbeda”, menciptakan skor yang kontras antara The Grid dan dunia nyata.
Konteks Waralaba dan Harapan
Tron: Ares hadir setelah penantian panjang selama 15 tahun sejak Tron: Legacy. Waralaba Tron dikenal karena inovasi visualnya, terutama penggunaan citra komputer pada Tron (1982) yang menjadi pelopor efek CGI modern. Jeff Bridges, dalam acara D23 Expo 2024, menyatakan kekagumannya bahwa waralaba ini masih bertahan setelah lebih dari 40 tahun, menunjukkan warisan kuat Tron dalam budaya pop.
Tron: Ares hadir setelah penantian panjang selama 15 tahun sejak Tron: Legacy. Waralaba Tron dikenal karena inovasi visualnya, terutama penggunaan citra komputer pada Tron (1982) yang menjadi pelopor efek CGI modern. Jeff Bridges, dalam acara D23 Expo 2024, menyatakan kekagumannya bahwa waralaba ini masih bertahan setelah lebih dari 40 tahun, menunjukkan warisan kuat Tron dalam budaya pop.
Namun, film ini juga menghadapi tantangan. Tron: Legacy menerima ulasan beragam (skor 50% di Rotten Tomatoes) meskipun sukses secara visual dan musikal. Dengan absennya karakter kunci seperti Sam dan Quorra, serta pendekatan standalone, Tron: Ares harus mampu menarik penggemar lama sekaligus audiens baru. Trailer perdana telah memicu antusiasme dengan aksi futuristik dan visual yang memukau, tetapi misteri seputar plot dan peran karakter pendukung masih menjadi topik spekulasi.
Kesimpulan
Tron: Ares adalah petualangan fiksi ilmiah yang ambisius, menggabungkan aksi spektakuler, visual neon khas Tron, dan eksplorasi mendalam tentang hubungan manusia-AI. Dengan Jared Leto sebagai Ares, kembalinya Jeff Bridges sebagai Kevin Flynn, dan talenta pendukung seperti Evan Peters dan Gillian Anderson, film ini menjanjikan pengalaman sinematik yang mendebarkan. Disutradarai oleh Joachim Rønning dan diperkuat oleh skor Nine Inch Nails, Tron: Ares siap membawa waralaba ini ke era baru, sembari menghormati akarnya. Film ini akan tayang pada 10 Oktober 2025, dan diharapkan menjadi terobosan visual sekaligus naratif dalam waralaba Tron.
Tron: Ares adalah petualangan fiksi ilmiah yang ambisius, menggabungkan aksi spektakuler, visual neon khas Tron, dan eksplorasi mendalam tentang hubungan manusia-AI. Dengan Jared Leto sebagai Ares, kembalinya Jeff Bridges sebagai Kevin Flynn, dan talenta pendukung seperti Evan Peters dan Gillian Anderson, film ini menjanjikan pengalaman sinematik yang mendebarkan. Disutradarai oleh Joachim Rønning dan diperkuat oleh skor Nine Inch Nails, Tron: Ares siap membawa waralaba ini ke era baru, sembari menghormati akarnya. Film ini akan tayang pada 10 Oktober 2025, dan diharapkan menjadi terobosan visual sekaligus naratif dalam waralaba Tron.
Lihat Film Lain
Produk Terkait
- Film
Sing
- Film
COCO
- Film
Kungfu Panda 1
- Film
Raya
Community Rating
1 review




