
Community Rating






The Last Dance
This content is restricted!
Bantu kami mengulas konten yang pernah Mama tonton. Login di sini.
“The Last Dance” adalah serial dokumenter olahraga produksi ESPN bekerja sama dengan Netflix, disutradarai oleh Jason Hehir. Serial 10 episode ini berfokus pada perjalanan karier legenda basket Michael Jordan dan dominasi Chicago Bulls di NBA selama era 1990-an, dengan penekanan khusus pada musim terakhir Jordan bersama Bulls, yaitu musim 1997-1998, yang disebut sebagai “The Last Dance” oleh pelatih Phil Jackson.
Serial ini menggambarkan perjalanan Chicago Bulls meraih gelar juara NBA keenam mereka, menggunakan lebih dari 500 jam rekaman eksklusif yang belum pernah ditayangkan sebelumnya. Footage ini mencakup momen di lapangan, konferensi pers, ruang ganti, hingga interaksi di bus dan pesawat, memberikan pandangan mendalam tentang dinamika tim. Selain Michael Jordan, serial ini menampilkan wawancara dengan legenda Bulls lainnya seperti Scottie Pippen, Dennis Rodman, Steve Kerr, dan pelatih Phil Jackson, serta tokoh NBA lain seperti Larry Bird, Magic Johnson, dan bahkan mantan Presiden AS Barack Obama.
Cerita dimulai dengan suasana murung menjelang musim 1997-1998, saat Bulls menghadapi ketidakpastian masa depan akibat konflik internal, khususnya antara Michael Jordan dan manajer umum Jerry Krause. Serial ini menyoroti perjuangan Jordan dari awal kariernya sebagai “Mike Jordan,” remaja yang sempat gagal audisi tim basket SMA, hingga menjadi ikon global. Kisahnya mencakup momen kunci seperti tembakan penentu di Final NCAA 1982, proses Draft NBA 1984, dan keberhasilan Olimpiade 1984.
Selain fokus pada Jordan, serial ini juga menggali peran penting rekan setimnya. Scottie Pippen digambarkan sebagai pemain kunci yang kurang dihargai secara finansial, sementara Dennis Rodman digambarkan sebagai “anak liar” dengan kontribusi besar di pertahanan dan rebound. Namun, sorotan tetap pada Jordan, yang mengakui bahwa penonton mungkin memandangnya sebagai sosok “jahat” karena sifat kompetitifnya yang keras, terutama dalam latihan.
Serial ini juga menyinggung sisi pribadi Jordan, termasuk pengakuannya tentang rekan tim yang berpesta dengan narkoba dan wanita saat ia masih rookie, serta cerita ringan seperti interaksi dengan Carmen Electra, mantan kekasih Rodman. Narasi diperkaya dengan perspektif jurnalis olahraga dan konteks sejarah NBA, membuatnya informatif bagi penonton awam sekalipun.
“The Last Dance” dirilis lebih awal dari jadwal semula (Juni 2020) pada April 2020 karena penundaan musim NBA akibat pandemi COVID-19. Episode ditayangkan di Netflix setiap Senin, dimulai dari 20 April 2020, dengan dua episode per minggu hingga 18 Mei 2020.
Kecocokan dengan Anak
Meskipun “The Last Dance” adalah dokumenter olahraga yang menarik dan inspiratif, ada beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan oleh orang tua untuk menentukan kecocokannya bagi anak-anak:
- Konten dan Tema:
- Serial ini berfokus pada dunia olahraga profesional, yang mencakup tema kompetisi, kerja keras, dan dinamika tim. Ini bisa menginspirasi anak-anak untuk mengejar tujuan mereka dan memahami pentingnya peran dalam tim. Namun, ada pula konten yang kurang sesuai untuk anak di bawah usia remaja (di bawah 13 tahun), seperti:
- Referensi Narkoba dan Pesta: Terdapat pengakuan tentang rekan tim Jordan yang menggunakan narkoba dan berpesta dengan wanita saat ia masih rookie, meskipun Jordan menolak ikut serta. Konten ini mungkin memerlukan bimbingan orang tua untuk menjelaskan konteksnya.
- Bahasa dan Sikap Kompetitif: Michael Jordan digambarkan sebagai sosok yang sangat kompetitif, terkadang keras terhadap rekan setimnya, yang bisa dianggap “jahat” oleh penonton. Beberapa percakapan atau bahasa mungkin tidak sepenuhnya ramah anak.
- Konflik Internal: Persaingan antara Jordan dan manajer Jerry Krause, serta ketegangan dalam tim, mungkin terlalu kompleks untuk anak kecil dan bisa memicu pertanyaan tentang konflik interpersonal.
- Referensi Narkoba dan Pesta: Terdapat pengakuan tentang rekan tim Jordan yang menggunakan narkoba dan berpesta dengan wanita saat ia masih rookie, meskipun Jordan menolak ikut serta. Konten ini mungkin memerlukan bimbingan orang tua untuk menjelaskan konteksnya.
- Serial ini berfokus pada dunia olahraga profesional, yang mencakup tema kompetisi, kerja keras, dan dinamika tim. Ini bisa menginspirasi anak-anak untuk mengejar tujuan mereka dan memahami pentingnya peran dalam tim. Namun, ada pula konten yang kurang sesuai untuk anak di bawah usia remaja (di bawah 13 tahun), seperti:
- Usia yang Disarankan:
- Anak di Bawah 13 Tahun: Konten seperti referensi narkoba, pesta, dan sikap kompetitif yang keras membuat serial ini kurang cocok untuk anak di bawah 13 tahun tanpa pengawasan orang tua. Orang tua disarankan untuk menonton bersama anak dan mendiskusikan tema-tema sensitif, seperti dampak negatif narkoba atau pentingnya sportivitas.
- Remaja (13 Tahun ke Atas): Remaja yang tertarik pada olahraga, khususnya basket, kemungkinan besar akan menikmati serial ini. Cerita tentang perjuangan, kegagalan, dan kesuksesan Jordan dapat memotivasi mereka. Namun, orang tua tetap perlu memantau dan mendiskusikan nilai-nilai seperti kerja tim, etika kerja, dan cara mengelola konflik.
- Aspek Positif untuk Anak:
- Inspirasi dan Motivasi: Kisah Jordan dari remaja yang gagal audisi hingga menjadi legenda dapat mengajarkan anak tentang ketekunan, kerja keras, dan pantang menyerah.
- Pentingnya Peran Tim: Peran pemain seperti Dennis Rodman dan Scottie Pippen menunjukkan bahwa kesuksesan tim bergantung pada kontribusi semua anggota, bukan hanya bintang. Ini bisa menjadi pelajaran berharga tentang kolaborasi.
- Konteks Sejarah: Dokumenter ini memberikan wawasan tentang budaya olahraga di era 1990-an, yang bisa menjadi pengalaman belajar bagi remaja yang tertarik pada sejarah atau olahraga.
- Inspirasi dan Motivasi: Kisah Jordan dari remaja yang gagal audisi hingga menjadi legenda dapat mengajarkan anak tentang ketekunan, kerja keras, dan pantang menyerah.
- Tips untuk Orang Tua:
- Tonton Bersama: Untuk anak di bawah 13 tahun, tonton serial ini bersama mereka untuk memberikan konteks dan menjelaskan tema-tema yang mungkin membingungkan atau sensitif.
- Diskusikan Nilai Positif: Gunakan cerita Jordan untuk mengajarkan anak tentang ketekunan, disiplin, dan pentingnya menjaga integritas, seperti saat Jordan menolak ikut berpesta.
- Atur Waktu Menonton: Dengan 10 episode berdurasi sekitar 50 menit per episode, pastikan anak tidak menonton secara berlebihan hingga mengabaikan tanggung jawab lain.
- Jelaskan Konteks Dewasa: Jika anak bertanya tentang narkoba atau konflik, gunakan kesempatan ini untuk mendiskusikan pilihan hidup yang sehat dan cara mengelola konflik secara positif.
Kesimpulan: “The Last Dance” adalah dokumenter yang kaya akan inspirasi olahraga dan wawasan sejarah, tetapi tidak sepenuhnya cocok untuk anak di bawah 13 tahun tanpa bimbingan orang tua karena adanya referensi narkoba, pesta, dan tema kompetitif yang keras. Untuk remaja, serial ini bisa sangat mendidik dan memotivasi, terutama bagi mereka yang menyukai basket atau tertarik pada cerita sukses. Orang tua disarankan untuk mendampingi anak saat menonton, mendiskusikan nilai-nilai positif, dan memastikan konten dewasa dipahami dalam konteks yang tepat.
Lihat Film Lain
Produk Terkait
- Film
Sing 2
Community Rating




