
Community Rating






Sewu Dino
Film ini menonjolkan elemen horor khas budaya Jawa, seperti santet, ritual mistis, dan weton (hari kelahiran khusus, Jumat Kliwon), dengan suasana mencekam yang diperkuat oleh sinematografi apik dan efek visual. Meski mengandalkan jumpscare dan beberapa elemen gore, cerita juga mengeksplorasi tema pengorbanan, dendam, dan ikatan mistis.
-
Konten dan Tema: Film ini mengandung unsur horor yang intens, termasuk adegan kerasukan, jumpscare, dan elemen gore (meskipun lebih terkendali dibandingkan karya Kimo Stamboel lainnya). Tema santet, ritual mistis, dan kematian mungkin terlalu menakutkan atau membingungkan bagi anak di bawah 13 tahun. Visual Della yang kerasukan, dengan tubuh pucat dan luka bernanah, serta suasana gubuk yang gelap, bisa memicu ketakutan atau mimpi buruk pada anak kecil.
- Bahasa dan Budaya: Film ini menggunakan dialog campuran bahasa Indonesia dan Jawa, dengan elemen budaya Jawa yang kental (misalnya, weton dan ritual). Anak-anak mungkin sulit memahami konteks budaya atau dialog tertentu tanpa penjelasan tambahan, terutama jika tidak terbiasa dengan tradisi Jawa.
-
Kesesuaian Usia: Menurut ulasan, “Sewu Dino” dianggap “soft” untuk kategori horor dan cocok untuk penonton remaja karena ceritanya tidak terlalu rumit dan lebih menggelitik daripada menyeramkan seperti “KKN di Desa Penari”. Untuk remaja 13-15 tahun, film ini bisa dinikmati sebagai pengenalan horor ringan dengan bimbingan orang tua, terutama untuk mendiskusikan elemen budaya atau dampak emosional. Namun, untuk anak di bawah 10-12 tahun, film ini kurang sesuai karena potensi ketakutan dan tema mistis yang berat.
- Pesan Moral: Cerita menyinggung tema pengorbanan (Sri membantu ayahnya) dan konsekuensi dendam (perang santet antar-keluarga). Ini bisa jadi bahan diskusi positif untuk remaja, tetapi anak yang lebih muda mungkin tidak menangkap pesan ini dan hanya fokus pada aspek horornya.
- Untuk Anak <12 Tahun: Tidak direkomendasikan karena adegan horor, jumpscare, dan tema mistis bisa terlalu menakutkan atau sulit dipahami.
- Untuk Remaja 13-15 Tahun: Bisa ditonton dengan bimbingan orang tua untuk membantu menjelaskan konteks budaya dan mengelola dampak emosional. Pastikan anak nyaman dengan genre horor.
- Catatan untuk Orang Tua: Jika anak sensitif terhadap horor atau memiliki ketakutan terhadap hal-hal mistis, sebaiknya hindari. Tonton terlebih dahulu untuk menilai kecocokan dengan kesiapan emosional anak.
This content is restricted!
Bantu kami mengulas konten yang pernah Mama tonton. Login di sini.
Sinopsis Terlengkap Film Sewu Dino (2023)
Cerita berpusat pada Sri Rahayu, seorang perempuan muda dari desa di Jawa Timur pada tahun 2003, yang hidup dalam kemiskinan. Sri hanya tinggal bersama ayahnya yang sakit parah dan membutuhkan biaya pengobatan besar. Untuk mencukupi kebutuhan hidup, Sri bekerja sebagai pelayan di warung milik Yu Minah, tetapi penghasilannya jauh dari cukup. Didorong oleh kebutuhan mendesak, Sri memutuskan untuk mencari pekerjaan dengan bayaran lebih tinggi. Suatu hari, Yu Minah memberikan selebaran lowongan pekerjaan dari keluarga Atmojo yang menawarkan gaji fantastis sebesar Rp10 juta per bulan, jauh di atas gaji asisten rumah tangga pada umumnya. Meski ragu karena tidak memiliki ijazah, Sri nekat melamar.
Sri, Erna, dan Dini dibawa ke sebuah gubuk tersembunyi di tengah hutan, jauh dari peradaban. Di sana, mereka bertemu Mbah Tamin, seorang dukun yang bekerja untuk keluarga Atmojo. Mbah Tamin memperkenalkan tugas mereka: merawat dan memandikan Dela Atmojo, cucu Mbah Karsa Atmojo, yang dalam kondisi koma akibat kutukan santet Sewu Dino (Seribu Hari). Kondisi Dela sangat mengenaskan—tubuhnya kurus, pucat, penuh luka bernanah, dan perutnya membesar seperti orang hamil, meski ia tampak seperti mayat hidup. Dela dikurung dalam keranda bambu kuning, dan gubuk tersebut dipagari secara mistis untuk mencegah roh jahat yang merasukinya, bernama Sengarturih, melarikan diri.
Hari demi hari, ketegangan meningkat. Selama ritual Basuh Sedo, Dela kadang menunjukkan tanda-tanda aneh, seperti tiba-tiba membuka mata, tertawa menyeramkan, atau berbicara dengan suara bukan miliknya. Suatu malam, Sri membuat kesalahan fatal: ia lupa mengikat tangan Dela saat memandikan. Dela tiba-tiba bangkit, melotot, dan berkata bahwa Sri, Erna, dan Dini akan bernasib sama seperti dirinya jika tetap tinggal. Kejadian ini membuat Sri dan Erna ketakutan, sementara Dini berusaha menenangkan mereka, meski ia sendiri tampak menyimpan rahasia.
Cerita kemudian mengungkap latar belakang Sewu Dino: kutukan ini adalah bagian dari perang santet antara keluarga Atmojo dan keluarga Kuncoro, dua keluarga terpandang di Jawa Timur yang berseteru demi kekuasaan dan kehormatan. Santet Sewu Dino sengaja dikirim oleh keluarga Kuncoro untuk menghabisi keturunan Atmojo, dengan Dela sebagai target terakhir. Namun, keluarga Atmojo juga memiliki rahasia gelap: mereka terlibat dalam praktik ilmu hitam untuk mempertahankan kekayaan dan kekuasaan, yang memicu dendam keluarga Kuncoro.
Tanpa mengungkap spoiler penuh, akhir cerita Sewu Dino meninggalkan beberapa pertanyaan terbuka, terutama terkait nasib Sri, Erna, Dini, dan keluarga Atmojo. Film ini juga menghubungkan ceritanya dengan Trah Pitu Lakon, sebuah konsep fiktif tentang tujuh keluarga Jawa yang terlibat dalam praktik mistis, yang menjadi benang merah dalam karya-karya SimpleMan lainnya, seperti Janur Ireng dan Rogot Nyowo. Post-credit scene film ini, yang pertama kali ditampilkan dalam KKN di Desa Penari: Luwih Dowo, Luwih Medeni, memberikan petunjuk tentang kelanjutan kisah keluarga Atmojo dan Sengarturih, mengisyaratkan potensi sekuel.
Sewu Dino menonjol dengan nuansa mistis Jawa yang kental, termasuk dialog dalam bahasa Jawa Timur (dengan subtitle bahasa Indonesia) dan penggambaran ritual kuno seperti Basuh Sedo. Film ini mengangkat tema santet, dendam antar-keluarga, dan pengorbanan, dengan atmosfer mencekam yang diperkuat oleh sinematografi gelap dan scoring yang menegangkan. Meski begitu, beberapa penonton dan kritikus, seperti yang diungkapkan dalam ulasan Showpoiler, merasa adaptasi film kurang setia pada thread dan novel asli, terutama karena penghilangan beberapa subplot penting (seperti pengkhianatan Erna) dan kurangnya intensitas gore yang diharapkan dari Kimo Stamboel.
Sewu Dino sukses besar di box office, mencatatkan 187.000 penonton pada hari pertama dan melampaui 4,3 juta penonton hingga Mei 2023, menjadikannya film Indonesia terlaris pada musim Lebaran 2023, mengalahkan film seperti Buya Hamka dan Khanzab. Film ini juga mendapat perhatian karena proses syutingnya yang cepat (40 hari, dari 10 Desember 2022 hingga 18 Januari 2023) dan penggunaan set khusus di Yogyakarta. Keberhasilan Sewu Dino memperkuat posisi SimpleMan sebagai penutur kisah horor berbasis budaya Jawa dan MD Pictures sebagai rumah produksi film horor terkemuka di Indonesia.
Lihat Film Lain
Produk Terkait
- Film
Leo
- Film
Moana
- Film
The Incredibles
- Film
Wish
Community Rating




