Community Rating

blank
blank
blank
blank
blank
blank

Escape from the Planet of the Apes

Film ini adalah bagian ketiga dari seri Planet of the Apes. Ceritanya mengikuti dua simpanse cerdas, Cornelius dan Zira, yang melarikan diri dari kehancuran planet mereka menggunakan pesawat luar angkasa dan mendarat di Bumi pada tahun 1973. Di Bumi, mereka menghadapi kagum dan ketakutan dari manusia, serta ancaman dari pihak yang curiga terhadap kecerdasan mereka. Film ini menggabungkan elemen fiksi ilmiah, drama, dan komentar sosial tentang diskriminasi, ketakutan akan yang asing, dan etika ilmiah. Durasi film sekitar 98 menit, dengan rating PG (Parental Guidance).
Kecocokan dengan Anak:
Film ini kurang cocok untuk anak-anak di bawah usia 13 tahun. Meskipun tidak mengandung kekerasan grafis berlebihan, ada beberapa adegan yang mungkin mengganggu, seperti ketegangan psikologis, eksperimen pada hewan, dan tema kematian. Selain itu, dialog yang kompleks dan tema sosial-politik mungkin sulit dipahami oleh anak-anak. Cocok untuk remaja (13 tahun ke atas) yang bisa menikmati cerita fiksi ilmiah dengan bimbingan orang tua untuk mendiskusikan tema-tema berat seperti intoleransi dan moralitas. Sebaiknya orang tua menonton terlebih dahulu untuk menilai kesesuaiannya.

This content is restricted!

Bantu kami mengulas konten yang pernah Mama tonton. Login di sini.

Sinopsis Terlengkap: Escape from the Planet of the Apes (1971)

Escape from the Planet of the Apes adalah film ketiga dalam franchise Planet of the Apes yang disutradarai oleh Don Taylor. Film ini melanjutkan kisah dari dua film sebelumnya, Planet of the Apes (1968) dan Beneath the Planet of the Apes (1970), namun mengambil pendekatan yang berbeda dengan membawa karakter simpanse cerdas, Cornelius dan Zira, ke Bumi modern pada tahun 1973. Berikut adalah sinopsis terlengkap dari film ini:

Film dimulai dengan pendaratan sebuah pesawat luar angkasa di lepas pantai California pada tahun 1973. Militer AS yang menyelidiki menemukan bahwa pesawat tersebut adalah kapsul luar angkasa milik astronaut George Taylor dari film pertama, namun di dalamnya bukan manusia, melainkan tiga simpanse: Cornelius (Roddy McDowall), Zira (Kim Hunter), dan Dr. Milo (Sal Mineo). Ketiganya adalah simpanse cerdas dari masa depan Bumi (tahun 3955), di mana kera telah menjadi spesies dominan dan manusia menjadi budak bisu. Mereka berhasil melarikan diri dari Bumi masa depan yang hancur akibat perang nuklir (Beneath the Planet of the Apes) dengan menggunakan pesawat Taylor yang diperbaiki oleh Dr. Milo. Namun, perjalanan waktu yang tidak disengaja membawa mereka ke masa lalu, yaitu Bumi modern.
Kedatangan ketiga simpanse ini mengejutkan pihak militer dan masyarakat. Awalnya, mereka disembunyikan dan diperiksa di kebun binatang Los Angeles di bawah pengawasan dua dokter hewan, Stephanie Branton (Natalie Trundy) dan Lewis Dixon (Bradford Dillman). Ketika Zira secara tidak sengaja menunjukkan kemampuan berbicara dan kecerdasannya, rahasia mereka terbongkar. Dr. Milo, yang paling berhati-hati di antara ketiganya, tewas dalam insiden tragis ketika diserang oleh seekor gorila di kebun binatang, meninggalkan Cornelius dan Zira sebagai satu-satunya penyintas.
Pemerintah AS, yang dipimpin oleh komisi investigasi ilmiah di bawah Dr. Otto Hasslein (Eric Braeden), mulai menyelidiki asal-usul Cornelius dan Zira. Awalnya, kedua simpanse ini disambut sebagai keajaiban ilmiah dan menjadi sensasi media. Mereka tampil di depan publik, mengenakan pakaian manusia, dan menunjukkan kecerdasan mereka dalam wawancara televisi. Zira, dengan sifatnya yang blak-blakan, dan Cornelius, yang lebih diplomatis, memikat masyarakat dengan pesona dan kecerdasan mereka. Namun, di balik sorotan publik, Dr. Hasslein curiga bahwa kehadiran mereka dapat mengancam masa depan umat manusia.
Selama interogasi resmi oleh komisi pemerintah, Cornelius dan Zira dipaksa untuk menceritakan kebenaran tentang dunia masa depan mereka: bagaimana kera menjadi dominan setelah manusia menghancurkan peradaban mereka sendiri, dan bagaimana manusia diperbudak. Zira juga secara tidak sengaja mengungkapkan bahwa dia pernah membedah manusia selama penelitiannya, yang memicu kengerian di kalangan komisi. Hasslein, yang fanatik terhadap kelangsungan umat manusia, menjadi semakin yakin bahwa Cornelius dan Zira adalah ancaman. Ia menduga bahwa kehadiran mereka bisa memicu rantai peristiwa yang mengarah pada masa depan dystopia yang mereka ceritakan.
Situasi semakin rumit ketika Zira ditemukan hamil. Hasslein khawatir bahwa anak mereka akan menjadi cikal bakal peradaban kera yang akan menggulingkan manusia. Ia mendorong pemerintah untuk mengambil tindakan drastis, termasuk mensterilkan Zira dan Cornelius atau bahkan membunuh mereka. Sementara itu, Cornelius dan Zira, yang mulai menyadari bahaya, meminta bantuan dari Dr. Branton dan Dr. Dixon, yang bersimpati pada mereka. Kedua dokter ini membantu pasangan simpanse tersebut melarikan diri dari tahanan pemerintah.
Cornelius dan Zira bersembunyi di sirkus milik Armando (Ricardo Montalbán), seorang pria baik hati yang menerima mereka tanpa prasangka. Di sana, Zira melahirkan seorang bayi simpanse yang mereka namai Milo (kemudian dikenal sebagai Caesar dalam film berikutnya). Untuk melindungi anak mereka dari Hasslein dan pemerintah, Cornelius dan Zira menukar bayi mereka dengan bayi simpanse biasa dari sirkus Armando, berharap Milo akan selamat.
Namun, pelarian mereka tidak berlangsung lama. Hasslein dan pasukan militer melacak keberadaan Cornelius dan Zira ke sebuah galangan kapal yang ditinggalkan. Dalam konfrontasi klimaks yang tragis, Zira, Cornelius, dan bayi simpanse yang mereka bawa (yang disangka Milo oleh Hasslein) ditembak mati oleh Hasslein. Sebelum meninggal, Zira melemparkan bayi palsu itu ke air sebagai simbol keputusasaan. Hasslein sendiri kemudian ditembak oleh pihak berwenang, tetapi kerusakan sudah terjadi. Film berakhir dengan nada kelam, namun ada secercah harapan: di sirkus Armando, bayi Milo yang asli, yang kini disembunyikan, mulai menunjukkan tanda-tanda kecerdasan dengan mengucapkan kata “Mama,” mengisyaratkan bahwa takdir masa depan kera cerdas mungkin tidak dapat dihentikan.

Tema dan Nuansa
Escape from the Planet of the Apes mengubah dinamika naratif dari dua film sebelumnya dengan menempatkan kera sebagai protagonis yang simpatik di dunia manusia. Film ini mengeksplorasi tema-tema seperti xenofobia, diskriminasi, dan ketakutan terhadap yang “lain.” Ia juga menggali pertanyaan filosofis tentang determinisme dan apakah masa depan dapat diubah. Dibandingkan pendahulunya yang penuh aksi dan petualangan, film ini lebih fokus pada drama karakter dan komentar sosial, dengan nada yang lebih intim namun tetap penuh ketegangan.
Penerimaan
Film ini mendapat pujian karena penampilan emosional Roddy McDowall dan Kim Hunter, serta pendekatannya yang berani dalam membalikkan perspektif manusia-kera. Meski anggarannya lebih kecil dibandingkan dua film sebelumnya, Escape from the Planet of the Apes sukses secara komersial dan kritis, membuka jalan bagi dua sekuel berikutnya: Conquest of the Planet of the Apes dan Battle for the Planet of the Apes.
Durasi: 98 menit
Rating: PG
Sutradara: Don Taylor
Penulis: Paul Dehn
Pemeran Utama: Roddy McDowall (Cornelius), Kim Hunter (Zira), Bradford Dillman (Dr. Lewis Dixon), Natalie Trundy (Dr. Stephanie Branton), Eric Braeden (Dr. Otto Hasslein), Ricardo Montalbán (Armando).

Community Rating

blank
blank
blank
blank
blank