Community Rating






A Silent Voice: The Movie
“A Silent Voice: The Movie” (judul asli dalam bahasa Jepang: Koe no Katachi) adalah film animasi Jepang yang dirilis pada tahun 2016, disutradarai oleh Naoko Yamada dan diproduksi oleh Kyoto Animation. Film ini diadaptasi dari manga karya Yoshitoki Ōima dan berdurasi sekitar 130 menit. Ceritanya berfokus pada tema-tema seperti bullying, penebusan, persahabatan, dan penerimaan diri.
Deskripsi
Film ini mengisahkan Shoya Ishida, seorang anak laki-laki yang di masa SD menjadi pelaku bullying terhadap Shoko Nishimiya, seorang gadis tuli yang baru pindah ke sekolahnya. Akibat perbuatannya, Shoya akhirnya dikucilkan oleh teman-temannya dan tumbuh dengan rasa bersalah yang mendalam. Bertahun-tahun kemudian, sebagai remaja, ia berusaha menebus kesalahannya dengan mencari Shoko dan membangun hubungan baru dengannya. Cerita ini mengeksplorasi perjalanan emosional Shoya dalam mencari pengampunan, baik dari Shoko maupun dirinya sendiri, sambil menghadapi trauma masa lalu dan dinamika hubungan dengan orang-orang di sekitarnya.
Film ini dikenal karena animasinya yang indah, penggambaran emosi yang mendalam, dan pendekatan sensitif terhadap isu-isu seperti kecacatan, kesehatan mental, dan isolasi sosial.
Kecocokan dengan Tontonan Anak
Meskipun “A Silent Voice” adalah animasi, film ini tidak sepenuhnya cocok untuk semua anak, terutama anak-anak yang masih kecil (di bawah 13 tahun). Berikut beberapa pertimbangan:
- Tema Berat: Film ini membahas bullying secara eksplisit, termasuk adegan kekerasan verbal dan fisik, serta dampak psikologisnya. Ada juga elemen tentang depresi, rasa bersalah, dan bahkan pikiran untuk bunuh diri, yang mungkin sulit dipahami atau terlalu intens bagi anak-anak muda.
- Kedalaman Emosional: Narasinya kompleks dan lebih ditujukan untuk penonton remaja atau dewasa yang bisa mengapresiasi lapisan emosi dan pesan moralnya.
- Rating: Di banyak negara, film ini diberi rating PG-13 atau setara, menunjukkan bahwa beberapa konten mungkin memerlukan bimbingan orang tua.
- Nilai Positif: Di sisi lain, film ini menawarkan pesan kuat tentang empati, pengampunan, dan pentingnya komunikasi, yang bisa menjadi pelajaran berharga bagi anak yang lebih besar (remaja) jika didampingi diskusi dengan orang tua atau pendamping.
Kesimpulan
“A Silent Voice” lebih cocok untuk remaja (usia 13 tahun ke atas) atau penonton dewasa karena temanya yang serius dan emosional. Untuk anak-anak yang lebih kecil, film ini kurang sesuai kecuali ada pengawasan dan konteks yang diberikan oleh orang tua untuk membantu mereka memahami ceritanya. Jika Anda mencari tontonan anak yang lebih ringan, animasi dengan tema дружелюбный (ramah) dan sederhana seperti karya Studio Ghibli (My Neighbor Totoro atau Ponyo) mungkin lebih tepat.
This content is restricted!
Bantu kami mengulas konten yang pernah Mama tonton. Login di sini.
Sinopsis Terlengkap: A Silent Voice: The Movie (Koe no Katachi)
A Silent Voice: The Movie adalah adaptasi anime dari manga karya Yoshitoki Ōima yang disutradarai oleh Naoko Yamada dan diproduksi oleh Kyoto Animation. Film ini dirilis pada tahun 2016 di Jepang dan dikenal karena penggambaran emosionalnya tentang isu bullying, penebusan dosa, depresi, dan penerimaan diri. Berikut adalah sinopsis terlengkap dari film ini:
Film ini berpusat pada Shoya Ishida, seorang pemuda yang berusaha menebus kesalahan masa lalunya, dan Shoko Nishimiya, seorang gadis tunarungu yang menjadi korban bullying oleh Shoya saat mereka masih di sekolah dasar. Cerita ini berlatar di kota Ogaki, Prefektur Gifu, Jepang, dan bergerak antara kilas balik masa kecil dan kehidupan remaja para karakternya.
Awal Cerita: Masa Sekolah Dasar
Cerita dimulai dengan Shoya sebagai anak laki-laki populer di kelas 6 sekolah dasar. Ia dikenal nakal, suka mencari perhatian, dan sering membuat ulah bersama teman-temannya untuk menghindari kebosanan. Kehidupannya berubah ketika Shoko Nishimiya, seorang siswi tunarungu, pindah ke kelasnya. Shoko berkomunikasi dengan buku catatan dan bahasa isyarat karena kesulitan berbicara, yang membuatnya tampak berbeda di mata teman-temannya.
Awalnya, Shoya dan teman-temannya penasaran dengan Shoko, tetapi rasa ingin tahu mereka berubah menjadi ejekan ketika mereka merasa kesulitan berkomunikasi dengannya. Shoya menjadi pelaku utama bullying terhadap Shoko, melakukan tindakan seperti mencuri alat bantu dengar Shoko, mengolok-olok caranya berbicara, dan merusak buku catatannya. Meskipun Shoko berusaha berteman dan tetap tersenyum, tekanan dari bullying membuatnya semakin terisolasi.
Namun, ketika bullying ini terungkap, Shoya dijadikan kambing hitam oleh teman-temannya dan guru. Ia ditinggalkan oleh teman-temannya, dihukum, dan menjadi sasaran ejekan. Shoko akhirnya pindah sekolah, meninggalkan Shoya dengan rasa bersalah yang mulai muncul, meskipun ia belum sepenuhnya memahami dampak tindakannya.
Masa Remaja: Penebusan Dosa
Bertahun-tahun kemudian, Shoya kini menjadi siswa SMA yang kesepian dan penuh penyesalan. Ia dihantui oleh rasa bersalah atas perbuatannya terhadap Shoko dan merasa terasing dari dunia. Shoya melihat wajah orang-orang di sekitarnya ditutupi tanda silang biru, simbol dari ketidakmampuannya untuk terhubung dengan orang lain. Depresinya membawanya ke titik di mana ia merencanakan bunuh diri, tetapi sebelum melakukannya, ia memutuskan untuk mencari Shoko dan meminta maaf.
Shoya menemukan Shoko, yang kini juga remaja, dan mulai belajar bahasa isyarat untuk berkomunikasi dengannya. Ia mengembalikan buku catatan Shoko yang pernah ia ambil dan meminta maaf dengan tulus. Awalnya, Shoko ragu, tetapi ia akhirnya menerima permintaan maaf Shoya. Keduanya mulai membangun hubungan baru, meskipun diwarnai oleh rasa canggung dan luka masa lalu. Shoko, yang juga berjuang dengan rasa rendah diri dan rasa bersalah karena merasa menjadi beban bagi orang lain, menemukan kenyamanan dalam kehadiran Shoya.
Konflik dan Pertumbuhan Karakter
Seiring waktu, Shoya berusaha memperbaiki hidupnya dengan mendekati orang-orang dari masa lalunya, termasuk teman-teman sekelas yang terlibat dalam bullying Shoko. Ia bertemu kembali dengan Naoka Ueno, yang masih menyimpan dendam terhadap Shoko dan tidak menyesali perbuatannya, serta Miyoko Sahara, yang pernah berusaha berteman dengan Shoko tetapi menjauh karena tekanan sosial. Shoya juga berteman dengan Nagatsuka, seorang siswa yang setia mendukungnya, dan Yuzuru, adik Shoko yang protektif dan awalnya tidak mempercayai niat Shoya.
Kelompok ini membentuk dinamika yang kompleks, di mana masing-masing karakter menghadapi rasa bersalah, penyesalan, dan keinginan untuk diterima. Shoya berusaha menyatukan mereka untuk membuat film pendek sebagai proyek sekolah, tetapi konflik muncul karena perbedaan pandangan dan luka lama yang belum sembuh. Sementara itu, Shoko terus berjuang dengan depresi dan perasaan bahwa ia tidak pantas bahagia, yang memuncak dalam adegan dramatis di mana ia mencoba bunuh diri dengan melompat dari balkon apartemennya. Shoya berhasil menyelamatkannya, tetapi ia terluka parah dan koma.
Klimaks dan Resolusi
Koma Shoya menjadi titik balik bagi semua karakter. Shoko, yang merasa bersalah atas kejadian ini, akhirnya menghadapi emosinya dan berjanji untuk hidup demi dirinya sendiri dan orang-orang yang mencintainya. Teman-teman Shoya, termasuk mereka yang pernah menjauhinya, mulai menyadari pentingnya saling mendukung. Ketika Shoya akhirnya sadar dari koma, ia dan Shoko berbagi momen emosional di mana mereka saling mengakui luka dan ketakutan mereka.
Di akhir film, selama festival sekolah, Shoya menghadapi ketakutannya untuk terhubung dengan orang lain. Tanda silang biru yang selama ini menutupi wajah orang-orang di sekitarnya mulai menghilang, melambangkan penerimaan dirinya dan kemampuannya untuk melihat dunia dengan cara baru. Film ditutup dengan Shoya dan Shoko berjalan bersama, menunjukkan bahwa meskipun masa lalu mereka penuh luka, mereka telah menemukan harapan dan kekuatan untuk melangkah maju.
Tema dan Pesan
A Silent Voice mengeksplorasi tema-tema berat seperti bullying, disabilitas, kesehatan mental, dan penebusan dosa dengan cara yang mendalam dan manusiawi. Film ini tidak hanya berfokus pada pengampunan dari orang lain, tetapi juga pengampunan terhadap diri sendiri. Melalui hubungan Shoya dan Shoko, film ini menggambarkan bagaimana komunikasi, empati, dan keberanian untuk menghadapi kesalahan dapat membawa penyembuhan.
Karakter Utama
- Shoya Ishida: Protagonis yang bertransformasi dari pelaku bullying menjadi seseorang yang mencari penebusan.
- Shoko Nishimiya: Gadis tunarungu yang berjuang dengan rasa rendah diri tetapi memiliki hati yang penuh kasih.
- Yuzuru Nishimiya: Adik Shoko yang protektif dan berani.
- Naoka Ueno: Teman masa kecil Shoya yang kompleks, egois, tetapi juga rentan.
- Miyoko Sahara: Mantan teman sekelas yang berusaha menebus kesalahannya.
- Tomohiro Nagatsuka: Teman setia Shoya yang memberikan dukungan emosional.
Nilai Produksi
Film ini dipuji karena animasinya yang indah, penggunaan warna yang emosional, dan soundtrack yang menyentuh hati, termasuk lagu tema “My Generation” oleh The Who. Penggambaran bahasa isyarat dan detail kecil dalam gerakan karakter menambah kedalaman pada cerita.
A Silent Voice adalah kisah yang kuat tentang kemanusiaan, kesalahan, dan harapan. Dengan durasi sekitar 130 menit, film ini berhasil menyampaikan narasi yang kompleks dan emosional, menjadikannya salah satu karya anime yang paling berkesan dan relevan secara universal.
Lihat Film Lain
Produk Terkait
- Film
Sing
- Film
Wreck-It Ralph
- Film
Tangled
Community Rating




