
Abimana Aryasatya
Home » Abimana Aryasatya

Aktor di
-
13 Bom di Jakarta (2023)
-
The Big 4 (2022)
-
Mendarat Darurat (2022)
-
Gundala (2019)
-
Wiro Sableng: Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212 (2018)
-
Sebelum Iblis Menjemput (2018) – (sebagai co-produser)
-
The Night Comes for Us (2018)
-
Petualangan Menangkap Petir (2018)
-
Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss! Part 2 (2017)
-
Bulan Terbelah di Langit Amerika 2 (2016)
-
Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss! Part 1 (2016)
-
Sabtu Bersama Bapak (2016)
-
Negeri Van Oranje (2015)
-
Bulan Terbelah di Langit Amerika (2015)
-
3: Alif Lam Mim (2015)
-
CJR The Movie: Lawan Rasa Takutmu (2015)
-
Haji Backpacker (2014)
-
99 Cahaya di Langit Eropa Part 2 (2014)
-
99 Cahaya di Langit Eropa (2013)
-
Laskar Pelangi 2: Edensor (2013)
-
Coboy Junior: The Movie (2013)
-
Belenggu (2013)
-
Sang Pialang (2013)
-
Isyarat (2013)
-
Republik Twitter (2012)
-
Dilema (2012)
-
Shackled (2012)
-
Catatan (Harian) Si Boy (2011)
-
Serigala Terakhir (2009)
-
Malam Jumat Kliwon (2007)
-
Demi Dewi (2007)
-
Jakarta Undercover (2007)
-
Pesan dari Surga (2006)
-
12:00 AM (2005)
-
Missing (2005)
Biography
-
Nama Lahir: Robertino Aguinaga
-
Nama Panggung: Abimana Aryasatya
-
Tanggal Lahir: 24 Oktober 1982
-
Tempat Lahir: Jakarta, Indonesia
-
Usia (per 2025): 42 tahun
-
Agama: Islam (mualaf sejak usia 13 tahun)
-
Kebangsaan: Indonesia
-
Keturunan: Spanyol (ayah) dan Tionghoa-Indonesia (ibu)
-
Tinggi Badan: 182 cm
-
Pernikahan: Menikah dengan Inong Nindya Ayu (2001–sekarang)
-
Anak: Belva Ugraha, Satine ZanetaReports Putri Hujan, Bima Bijak, Arsanadi Sarka
-
Profesi: Aktor, penyanyi, produser, model
-
Pendidikan: Putus sekolah sejak kelas 4 SD
Masa Kecil dan Latar Belakang
Abimana Aryasatya lahir dengan nama Robertino Aguinaga pada 24 Oktober 1982 di Jakarta, Indonesia. Ia adalah anak tunggal dari pasangan Roberto Candelas Aguinaga, seorang pria keturunan Spanyol, dan Ie Siu Khiauw, seorang wanita Tionghoa-Indonesia. Kehidupan masa kecil Abimana jauh dari kata bahagia. Orang tuanya bercerai saat ia masih bayi, meninggalkannya hanya dengan kasih sayang ibunya, yang juga tidak selalu cukup karena kondisi keluarga yang tidak harmonis. Akibatnya, Abimana tumbuh dalam lingkungan broken home, yang memengaruhi perkembangan emosionalnya.
Sejak kecil, Abimana sering kabur dari rumah di kawasan Jakarta Barat. Ia pernah tinggal di jalanan, tidur di musala atau masjid, dan menghabiskan waktu di Taman Ismail Marzuki (TIM), tempat yang menjadi saksi awal perjalanan hidupnya. Di musala, ia mulai mengenal agama Islam, dan pada usia 13 tahun, ia memutuskan menjadi mualaf. Keputusan ini menjadi titik balik penting dalam hidupnya.
Pendidikan formal Abimana juga terhenti lebih awal. Ia mengaku putus sekolah sejak kelas 4 SD karena sering kabur dari rumah dan hidup berpindah-pindah sebagai anak angkat di rumah saudara-saudara dari pihak ibunya. Meski tanpa pendidikan formal, Abimana belajar seni peran secara otodidak dengan bergaul bersama mahasiswa dan dosen di Institut Kesenian Jakarta (IKJ) serta belajar dari aktor senior.
Salah satu aspek dramatis dalam hidupnya adalah pencarian ayah kandungnya, Roberto Candelas Aguinaga, yang tidak pernah ia temui sejak lahir. Setelah puluhan tahun mencari, Abimana akhirnya bertemu ayahnya di Spanyol pada tahun 2016, saat ia berusia 33 tahun. Momen ini menjadi penutup dari perjalanan panjang pencarian identitasnya.
Perubahan Nama
Pada tahun 2011, Abimana memutuskan mengganti nama lahirnya, Robertino, menjadi Abimana Aryasatya. Keputusan ini diambil karena beberapa alasan. Pertama, nama Robertino mengingatkannya pada sosok ayah yang tidak pernah hadir dalam hidupnya, sehingga membawa beban emosional. Kedua, ia merasa nama Robertino tidak mencerminkan identitas keislamannya, karena sering dikira bukan Muslim. Ketiga, ia ingin memulai hidup baru dengan identitas yang lebih positif.
Nama “Abimana Aryasatya” dipilih bersama istri, anak, dan ibu mertuanya. Nama ini memiliki arti “ksatria yang membanggakan keluarga,” mencerminkan harapannya untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan bertanggung jawab bagi keluarganya. Meski demikian, untuk keperluan hukum dan surat-menyurat, ia tetap menggunakan nama Robertino.
Abimana mengaku perubahan nama ini membawa dampak positif. Ia merasa lebih percaya diri dan mampu fokus pada masa depan, bukan terjebak pada masa lalu yang kelam. Perubahan ini juga bertepatan dengan titik balik kariernya di dunia akting.
Kehidupan Pribadi dan Keluarga
Abimana menikah pada usia sangat muda, yaitu 19 tahun, dengan Inong Nindya Ayu, seorang aktris dan model, pada tahun 2001. Inong, yang berusia 20 tahun saat menikah, kini dikenal sebagai manajer pribadi Abimana. Keputusan menikah muda diambil karena Abimana ingin membuktikan bahwa ia bisa membangun keluarga yang bahagia meski berasal dari latar belakang broken home. Ia juga mengaku merasa kesepian dan ingin memiliki “rumah” sejati melalui pernikahan.
Pernikahan mereka telah berlangsung selama lebih dari 23 tahun (per 2025) dan tetap harmonis meski tidak luput dari tantangan. Abimana dan Inong sering mengalami perbedaan pendapat, tetapi mereka berhasil menjaga keutuhan rumah tangga dengan komunikasi yang baik. Pasangan ini dikaruniai empat anak:
-
Belva Ugraha
-
Satine Zaneta Putri Hujan, yang juga mulai berkarier sebagai aktris (misalnya, berperan dalam Virgo and The Sparklings)
-
Bima Bijak
-
Arsanadi Sarka
Keluarga Abimana dikenal kompak dan sering berlibur bersama ke berbagai destinasi, baik di dalam maupun luar negeri. Hobi traveling menjadi salah satu cara mereka mempererat ikatan keluarga. Inong, selain menjadi manajer, juga memiliki karier akting, dengan debutnya di film Brownies (2004) sebagai Kiki.
Abimana bertekad menjadi ayah dan suami yang baik, berbeda dari pengalaman masa kecilnya. Ia ingin memberikan kasih sayang dan perhatian penuh kepada anak-anaknya, sesuatu yang tidak ia dapatkan saat kecil.
Perjalanan Karier
Awal Karier (1995–2006)
Abimana memulai kariernya di dunia hiburan pada tahun 1995, saat masih menggunakan nama Robertino. Ia awalnya bekerja sebagai kru film, menangani kostum dan pencahayaan untuk sinetron. Kesempatan akting datang secara tidak sengaja ketika ia diminta menjadi stand-in untuk sinetron setelah pemeran utama, Ryan Hidayat, meninggal dunia. Dari situ, ia mulai mendapat peran figuran.
Pada tahun 1999, Abimana mendapat peran pendukung sebagai Nuno dalam sinetron remaja populer Lupus Milenia. Peran ini membuat namanya mulai dikenal publik. Ia juga tampil dalam sinetron lain seperti Kisah Kasih di Sekolah (2000). Selain akting, Abimana menjadi model video klip, misalnya untuk lagu “Lara Hati” milik Katon Bagaskara (2001).
Pada 2005, Abimana debut di layar lebar dengan film Missing dan 12.00 AM. Namun, kariernya terhenti sementara pada 2006 ketika ia memilih hiatus dari dunia hiburan. Dalam wawancara dengan The Jakarta Post (Oktober 2014), ia mengaku merasa jenuh dengan akting dan ingin menjauh dari industri hiburan.
Kembalinya ke Dunia Akting (2010–Sekarang)
Setelah hiatus selama lima tahun, Abimana kembali ke layar kaca pada 2010 melalui sinetron Sinar. Titik balik kariernya terjadi pada 2011, ketika ia membintangi film Catatan (Harian) Si Boy, sebuah reboot dari film klasik 1987. Dalam film ini, ia mulai menggunakan nama Abimana Aryasatya dan mendapat nominasi Aktor Pendukung Terbaik dan Aktor Pendukung Terfavorit di Indonesian Movie Awards 2011.
Sejak itu, Abimana konsisten membintangi film layar lebar setiap tahun, menunjukkan totalitas dan kualitas akting yang membuatnya diakui sebagai salah satu aktor terbaik Indonesia. Beberapa film penting dalam kariernya meliputi:
-
Belenggu (2013): Film horor thriller psikologis ini mengukuhkan nama Abimana sebagai aktor serius. Ia berperan sebagai Elang, seorang pemuda dengan gangguan mental yang terlibat dalam misteri pembunuhan. Film ini membuatnya dinominasikan sebagai Aktor Utama Terbaik di Festival Film Indonesia (FFI) 2013.
-
Haji Backpacker (2014): Dalam film ini, Abimana memerankan Mada, seorang pria yang melakukan perjalanan darat ke Mekah melalui berbagai negara. Penampilannya mendapat pujian kritis dan nominasi Aktor Utama Terbaik di FFI 2014 serta penghargaan Best Actor dari Indonesian Film Critics Society 2014.
-
Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss! Part 1 (2016): Abimana memerankan Dono, salah satu komedian legendaris Indonesia, dalam remake film komedi ini. Film ini menjadi film Indonesia terlaris sepanjang masa pada saat itu, dengan pendapatan lebih dari 6,8 miliar rupiah. Abimana memenangkan Pemeran Utama Pria Terbaik di Indonesian Box Office Movie Awards 2017 dan dinominasikan di FFI 2016.
-
Gundala (2019): Abimana memerankan Sancaka, superhero legendaris Indonesia, dalam film arahan Joko Anwar. Perannya sebagai Gundala mendapat pujian luas dan nominasi Aktor Utama Terbaik di FFI 2019.
-
The Big 4 (2022): Dalam film komedi aksi Netflix ini, Abimana beradu akting dengan aktor seperti Iko Uwais dan Julie Estelle. Film ini masuk daftar 10 besar di 53 negara, termasuk menjadi film nomor satu di Indonesia.
-
Story of Dinda: Second Chance of Happiness (2021): Abimana berperan sebagai Pram dalam film drama romantis ini, beradu akting dengan Aurelie Moeremans.
Selain film, Abimana juga membintangi serial, seperti Marriage with Benefits (2023) sebagai Aksan, yang membuatnya kembali menjadi perbincangan karena chemistry-nya dengan Jessica Mila.
Karier di Bidang Lain
-
Musik: Abimana adalah anggota grup musik Drona bersama aktor Ario Bayu. Ia juga terlibat dalam pembuatan lagu tema untuk Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss! Part 1.
-
Produksi Film: Pada 2018, Abimana debut sebagai produser dengan memproduksi film keluarga The Adventure of a Thunder Catcher dan ikut memproduksi film horor May the Devil Take You bersama Fourcolour Films.
-
Model: Abimana pernah menjadi model untuk beberapa proyek photoshoot dan video klip.
Penghargaan dan Nominasi
Abimana telah menerima berbagai penghargaan dan nominasi atas kontribusinya di dunia perfilman. Berikut adalah beberapa di antaranya:
-
Nominasi Piala Citra Aktor Terbaik (FFI): Belenggu (2013), Haji Backpacker (2014), Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss! Part 1 (2016), Gundala (2019).
-
Pemeran Utama Pria Terbaik, Indonesian Box Office Movie Awards: Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss! Part 1 (2017), Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss! Part 2 (2018).
-
Best Actor, Indonesian Film Critics Society: Haji Backpacker (2014).
-
Nominasi Aktor Pendukung Terbaik dan Terfavorit, Indonesian Movie Awards: Catatan (Harian) Si Boy (2011).
-
Nominasi Aktor Terbaik, Maya Awards dan Indonesian Choice Awards: Untuk berbagai peran, termasuk Warkop DKI Reborn.
Fakta Menarik
-
Introvert: Meski tampil percaya diri di layar, Abimana mengaku seorang introvert yang merasa tidak nyaman di keramaian dan memiliki rasa percaya diri yang rendah.
-
Belajar Akting Otodidak: Tanpa pendidikan formal, Abimana belajar akting dari pengalaman di lapangan, bergaul dengan mahasiswa IKJ, dan bimbingan aktor senior.
-
Pernah Jadi Penutup: Sebelum menjadi aktor, Abimana pernah bekerja sebagai kru pencahayaan, berjualan makanan, dan mengamen untuk menyambung hidup.
-
Menikah Muda: Abimana dan Inong menikah saat masih remaja, sebuah keputusan yang dianggap berani namun terbukti langgeng hingga kini.
-
Hobi Traveling: Ia dan keluarganya gemar berlibur ke berbagai destinasi, termasuk ke luar negeri, untuk mempererat ikatan keluarga.
-
Peran Ikonik: Perannya sebagai Dono (Warkop DKI Reborn) dan Sancaka (Gundala) menjadi salah satu yang paling dikenang publik.
-
Konsultasi Psikolog: Untuk mengatasi trauma masa kecil dan masalah identitas, Abimana pernah berkonsultasi dengan psikolog, yang mendorongnya mengganti nama.
Pandangan Hidup dan Filosofi
Abimana dikenal sebagai pribadi yang rendah hati dan reflektif. Ia pernah berkata bahwa akting bukan satu-satunya pilihan hidupnya, tetapi ia menjalaninya dengan penuh dedikasi. Baginya, keluarga adalah prioritas utama, dan ia ingin menjadi teladan bagi anak-anaknya. Perjalanan hidupnya yang penuh liku mengajarkannya untuk terus berusaha dan tidak menyerah, meski berasal dari latar belakang yang sulit.
Dalam sebuah wawancara, ia mengungkapkan, “Dengan mengubah nama saya, saya ingin menjadi orang baru dan terlepas dari bayang-bayang ayah dan masa lalu saya.” Filosofi ini tercermin dalam karier dan kehidupan pribadinya, di mana ia terus berusaha memperbaiki diri dan memberikan yang terbaik.
Kesimpulan
Abimana Aryasatya adalah contoh nyata bahwa kesuksesan bisa diraih meski berasal dari latar belakang yang sulit. Dari seorang anak broken home yang putus sekolah, ia bangkit menjadi salah satu aktor terbaik Indonesia dengan karier yang gemilang dan keluarga yang harmonis. Perjalanan hidupnya, dari mengubah nama hingga menemukan ayah kandungnya, menunjukkan keteguhan hati dan semangat untuk terus maju. Dengan bakat aktingnya yang luar biasa, dedikasi pada keluarga, dan semangat pantang menyerah, Abimana Aryasatya telah menjadi inspirasi bagi banyak orang.