
Community Rating






To Be or Not to Be
“To Be or Not to Be” versi 1983 adalah sebuah film komedi-drama satir yang dibintangi oleh Mel Brooks dan istrinya, Anne Bancroft. Film ini merupakan remake dari film klasik berjudul sama tahun 1942. Berlatar di Warsawa, Polandia, pada awal Perang Dunia II, film ini mengisahkan sekelompok aktor teater yang terpaksa menggunakan keahlian akting dan penyamaran mereka untuk bertahan hidup dan melawan pendudukan Nazi.
Frederick Bronski (Mel Brooks) adalah seorang aktor panggung yang sombong dan sering cemburu pada istrinya, Anna Bronski (Anne Bancroft), yang juga seorang aktris terkenal. Kekacauan dimulai ketika seorang letnan muda, Sobinski, menginterupsi monolog “To be or not to be” dari Hamlet yang sedang dibawakan Frederick untuk bertemu dengan Anna di belakang panggung. Momen komedik ini menjadi awal dari serangkaian peristiwa yang menyeret rombongan teater tersebut ke dalam dunia spionase dan perlawanan terhadap Gestapo.
Dengan gaya komedi khas Mel Brooks, film ini menyajikan humor yang terkadang bersifat fisik dan slapstik, namun juga diselingi dengan dialog-dialog cerdas dan situasi yang menggelitik. Charles Durning berhasil mencuri perhatian sebagai Kolonel Erhardt, seorang perwira Gestapo yang kikuk dan mudah ditipu, menjadi sumber dari banyak adegan lucu di film ini. Film ini berhasil menyeimbangkan antara komedi yang menghibur dengan ketegangan situasi perang, di mana para tokohnya harus berhadapan dengan ancaman nyata dari rezim Nazi.
Kecocokan untuk Tontonan Anak
Secara umum, “To Be or Not to Be” (1983) kurang cocok untuk penonton anak-anak, terutama yang masih di bawah usia remaja, meskipun memiliki rating PG (Parental Guidance Suggested) di Amerika Serikat dan rating “mulai dari 6 tahun” di Jerman. Ada beberapa alasan yang perlu dipertimbangkan oleh orang tua:
- Tema Dewasa dan Konteks Sejarah: Film ini berlatar belakang Perang Dunia II dan pendudukan Nazi. Meskipun disajikan dalam bentuk komedi, tema-tema seperti perang, penindasan, spionase, dan ancaman kematian merupakan inti dari cerita. Anak-anak yang lebih kecil mungkin belum memahami konteks sejarah ini dan bisa merasa bingung atau bahkan takut dengan penggambaran tentara Nazi dan simbol-simbol mereka, sekalipun dalam balutan komedi.
- Insinuasi dan Humor Dewasa: Terdapat beberapa lelucon dan alur cerita yang merujuk pada perselingkuhan dan rayuan. Misalnya, hubungan antara Anna Bronski dengan Letnan Sobinski menjadi salah satu pemicu konflik dalam cerita. Humor semacam ini lebih ditujukan untuk penonton dewasa.
- Kekerasan Implisit: Walaupun tidak menampilkan kekerasan secara eksplisit dan brutal, film ini tetap mengandung adegan penembakan dan ancaman kekerasan yang mungkin tidak sesuai untuk anak-anak.
Meskipun demikian, untuk remaja yang lebih tua, film ini bisa menjadi tontonan yang menarik dan bahkan edukatif. “To Be or Not to Be” dapat menjadi pengantar untuk diskusi tentang sejarah Perang Dunia II dan perlawanan terhadap tirani melalui cara yang lebih mudah dicerna, yaitu komedi satir. Orang tua disarankan untuk mendampingi dan memberikan penjelasan mengenai konteks cerita agar pesan film dapat tersampaikan dengan baik.
This content is restricted!
Bantu kami mengulas konten yang pernah Mama tonton. Login di sini.
Lihat Film Lain
Produk Terkait
- Film
Leo
- Film
Big Hero 6
Community Rating




