Community Rating






Forbidden Camp
Film Kemah Terlarang: Kesurupan Massal adalah film horor Indonesia yang dirilis pada 10 Oktober 2024, disutradarai oleh Ginanti Rona dan diproduksi oleh Rapi Films bekerja sama dengan Sky Media, Rhaya Flicks, dan Legacy Picture. Film ini diangkat dari kisah nyata perkemahan Pramuka di Yogyakarta pada tahun 2016 yang menjadi perbincangan karena insiden kesurupan massal. Durasi film ini sekitar 112 menit dan dibintangi oleh aktor-aktris seperti Derby Romero, Callista Arum, Fatih Unru, Nayla Purnama, Landung Simatupang, serta beberapa pemeran pendukung lainnya.
Deskripsi Film
Cerita berpusat pada Rini, seorang siswi kelas 1 SMA Pandega, yang mengikuti kegiatan perkemahan wajib di Hutan Wana Alus selama tiga hari. Tujuannya sederhana: membuktikan keberaniannya dan mendekati Miko, ketua panitia yang ia sukai. Awalnya, perkemahan ini dilarang oleh Mbah Sonto, kuncen desa, karena dianggap mengganggu keseimbangan alam dan makhluk gaib di hutan tersebut. Namun, setelah dibujuk dan dilakukan ritual dengan syarat tidak mengusik sesajen, kegiatan tetap dilaksanakan.
Acara berjalan lancar pada awalnya, dengan berbagai kegiatan seperti lomba dan pementasan drama. Rini mendapat peran sebagai Roro Putri, tokoh legenda yang telah meninggal ratusan tahun lalu. Namun, menjelang pementasan, kejadian aneh mulai terjadi. Puncaknya, saat Rini memerankan Roro Putri, ia kerasukan arwah asli tokoh tersebut, memicu kesurupan massal di antara peserta kemah. Situasi menjadi kacau, banyak siswa terluka, dan beberapa nyawa terancam. Mbah Sonto dan pembina kemah, Heru, berusaha menyelamatkan para siswa sambil mengungkap rahasia kelam Hutan Wana Alus.
Film ini menonjolkan atmosfer mistis yang kuat dengan sinematografi mencekam, penggunaan bahasa Jawa kultural (krama inggil dan alus), serta elemen budaya seperti gamelan dan pementasan drama tradisional. Selain horor, ada juga sentuhan romansa remaja antara Rini dan Miko, serta pesan moral tentang pentingnya menghormati adat dan alam.
Compatibility with Children
Film Kemah Terlarang: Kesurupan Massal memiliki rating usia 13+ di Indonesia, yang berarti ditujukan untuk remaja dan dewasa muda. Namun, kecocokannya untuk anak-anak perlu dipertimbangkan dengan hati-hati:
- Konten Horor dan Ketegangan: Film ini mengandung adegan kesurupan, teriakan histeris, dan suasana mencekam yang dapat menakutkan atau mengganggu anak-anak di bawah usia 13 tahun, terutama yang sensitif terhadap horor atau cerita supranatural. Meski tidak terlalu mengandalkan jump scare, ketegangan psikologis dan visual makhluk gaib bisa memicu ketakutan.
- Tema dan Kekerasan: Ada adegan di mana peserta kemah terluka atau nyawanya terancam, meskipun tidak digambarkan secara eksplisit berdarah-darah. Tema supranatural yang berbau mistis dan kematian mungkin sulit dipahami atau terlalu berat untuk anak kecil.
- Educational Value: Film ini menawarkan pesan positif tentang menghormati budaya dan alam, yang bisa menjadi pembelajaran bagi anak-anak yang lebih besar (remaja). Namun, penyampaiannya dibalut dalam konteks horor, sehingga kurang cocok untuk anak-anak yang belum bisa memisahkan hiburan dari realitas.
- Recommended Age: Anak-anak di bawah 10-12 tahun sebaiknya tidak menonton film ini tanpa pendampingan orang tua, karena elemen horor dan ketegangan bisa berdampak pada emosi mereka. Untuk remaja (13 tahun ke atas), film ini cukup sesuai, terutama jika mereka sudah terbiasa dengan genre horor atau tertarik pada cerita berbasis budaya lokal.
Conclusion
Kemah Terlarang: Kesurupan Massal adalah film horor yang menarik dengan nuansa kultural khas Indonesia, cocok untuk penonton remaja dan dewasa yang menyukai ketegangan supranatural. Namun, untuk anak-anak di bawah usia remaja, film ini kurang direkomendasikan karena potensi menimbulkan ketakutan atau kebingungan. Jika orang tua ingin anak menonton, sebaiknya dampingi dan jelaskan konteksnya agar mereka tidak salah menafsirkan cerita atau menjadi takut berlebihan.
This content is restricted!
Help us review the content you've watched. Login here.
Full Movie Synopsis Kemah Terlarang: Kesurupan Massal
Film Kemah Terlarang: Kesurupan Massal adalah sebuah film horor Indonesia yang disutradarai oleh Ginanti Rona dan diproduksi oleh Rapi Films, bekerja sama dengan Sky Media, Rhaya Flicks, dan Legacy Pictures. Skenario film ini ditulis oleh Lele Laila, diadaptasi dari peristiwa nyata yang menggemparkan di Yogyakarta pada tahun 2016, ketika sebuah kegiatan perkemahan Pramuka di daerah Seyegan, Yogyakarta, berubah menjadi tragedi kesurupan massal. Film ini tayang perdana di bioskop Indonesia pada 10 Oktober 2024 dan telah menarik perhatian penonton dengan kisahnya yang mencekam dan penggambaran nuansa mistis yang kental. Dibintangi oleh sederet aktor muda berbakat seperti Callista Arum, Fatih Unru, Nayla D. Purnama, serta aktor senior seperti Derby Romero dan Landung Simatupang, film ini menawarkan pengalaman sinematik yang penuh ketegangan dan emosi. Berikut adalah sinopsis terlengkap dari film ini berdasarkan informasi yang tersedia.
Story Kemah Terlarang: Kesurupan Massal berpusat pada sekelompok siswa kelas 1 SMA Pandega yang mengikuti kegiatan perkemahan tahunan yang diselenggarakan oleh Dewan Ambalan Pramuka sekolah mereka. Perkemahan ini berlangsung selama tiga malam di Hutan Wana Alus, sebuah lokasi di Yogyakarta yang dikenal memiliki aura mistis dan sejarah kelam. Tokoh utama, Rini (diperankan oleh Callista Arum), adalah seorang siswi pemalu namun penuh semangat yang bergabung dalam perkemahan ini dengan dua tujuan: membuktikan keberaniannya kepada teman-temannya dan mendekati Miko (Fatih Unru), ketua panitia perkemahan yang diam-diam ia sukai. Rini berharap kegiatan ini menjadi kesempatan untuk menunjukkan bahwa ia mampu mengatasi ketakutannya dan membangun hubungan lebih dekat dengan Miko, yang dikenal sebagai sosok karismatik dan disegani di antara para peserta.
Namun, sejak awal, perkemahan ini sudah diwarnai oleh pertanda buruk. Mbah Sonto (Landung Simatupang), seorang kuncen desa yang menjaga Hutan Wana Alus, dengan tegas melarang panitia untuk mengadakan kegiatan di lokasi tersebut. Ia memperingatkan bahwa hutan ini adalah tempat terlarang yang menyimpan rahasia kelam dan kekuatan gaib yang tidak boleh diganggu. Setelah adu argumen sengit antara panitia dan Mbah Sonto, akhirnya izin diberikan dengan syarat ketat: tidak ada peserta yang boleh mengganggu atau membongkar area sesajen yang telah disediakan untuk menjaga keseimbangan antara dunia manusia dan dunia gaib. Meskipun peringatan ini diterima, benih ketegangan sudah tertanam di antara para peserta.
Selama tiga hari perkemahan, suasana awalnya dipenuhi keceriaan khas kegiatan Pramuka. Para siswa mengikuti berbagai kegiatan seperti perlombaan, permainan, dan latihan keterampilan. Namun, seiring waktu, kejadian-kejadian aneh mulai terjadi. Beberapa siswa melaporkan mendengar suara-suara misterius di malam hari, melihat bayangan bergerak di antara pepohonan, atau merasakan hawa dingin yang tidak wajar. Ketegangan meningkat ketika beberapa peserta mulai menunjukkan perilaku aneh, seperti berbicara sendiri atau tampak linglung. Rini, yang berusaha tetap fokus pada tujuannya, mulai merasa tidak nyaman dengan suasana hutan yang semakin mencekam.
Puncak kegiatan perkemahan adalah malam terakhir, di mana para peserta menggelar pentas seni berupa pementasan drama. Rini mendapat peran sebagai Roro Putri, sebuah tokoh legendaris yang konon meninggal ratusan tahun lalu di Hutan Wana Alus dengan penuh dendam. Saat pementasan berlangsung, suasana tiba-tiba berubah drastis. Rini, yang sedang memerankan Roro Putri, tiba-tiba mengalami kesurupan. Ia berbicara dengan suara yang bukan miliknya, bergerak dengan cara yang menyeramkan, dan memancarkan aura yang membuat semua orang di sekitarnya ketakutan. Kesurupan Rini menjadi pemicu bagi kekacauan yang lebih besar: satu per satu, peserta lain mulai dirasuki oleh kekuatan gaib, menyebabkan kesurupan massal yang menyelimuti perkemahan dalam kepanikan dan teror.
Situasi menjadi semakin tidak terkendali. Banyak peserta yang terluka, beberapa di antaranya berada dalam bahaya jiwa. Miko, sebagai ketua panitia, berusaha mengambil kendali dan menyelamatkan teman-temannya, tetapi ia sendiri mulai menyadari bahwa kekuatan yang mereka hadapi bukanlah sesuatu yang bisa diatasi dengan logika. Nayla (Nayla D. Purnama), sahabat Rini yang juga ikut dalam perkemahan, berjuang untuk tetap berada di sisi Rini sambil menghadapi kengerian yang terjadi. Sementara itu, Heru (Derby Romero), seorang pembimbing siswa, berusaha mencari solusi untuk menghentikan teror ini. Di tengah kekacauan, Mbah Sonto kembali muncul, mengungkapkan bahwa kesurupan massal ini terkait dengan pelanggaran yang dilakukan selama perkemahan—kemungkinan besar karena seseorang telah mengganggu sesajen atau melanggar pantangan lain yang telah diberikan.
Dengan bantuan Mbah Sonto, yang memiliki pengetahuan mendalam tentang tradisi Jawa dan kekuatan mistis di Hutan Wana Alus, para siswa yang masih selamat berjuang untuk menghentikan teror gaib yang dipimpin oleh arwah Roro Putri (diperankan oleh Nihna Fitria). Mereka mulai menggali rahasia kelam hutan tersebut, yang ternyata berkaitan dengan sejarah tragis penuh tangis, dendam, dan darah. Rini, yang menjadi pusat dari kesurupan ini, harus menghadapi kekuatan gaib yang merasukinya, sementara Miko dan yang lainnya berusaha melindungi satu sama lain dan mencari cara untuk membebaskan teman-teman mereka dari cengkeraman roh jahat.
Film ini tidak hanya menyajikan ketegangan horor melalui adegan kesurupan massal yang seram, tetapi juga menggali tema-tema seperti keberanian, persahabatan, dan pentingnya menghormati keseimbangan antara manusia dan alam supranatural. Latar Hutan Wana Alus, yang digambarkan dengan sinematografi yang menyeramkan, serta nuansa budaya Jawa yang kental, menambah kedalaman cerita dan membuat pengalaman menonton semakin mencekam. Akting para pemain, terutama Callista Arum sebagai Rini dan Landung Simatupang sebagai Mbah Sonto, berhasil membawa emosi dan ketegangan yang membuat cerita terasa hidup.
Akankah Rini dan teman-temannya berhasil selamat dari teror gaib di Hutan Wana Alus? Siapakah sebenarnya Roro Putri, dan apa rahasia kelam yang disembunyikan hutan terlarang tersebut? Untuk mengetahui jawabannya, penonton diajak menyaksikan Kemah Terlarang: Kesurupan Massal yang telah tersedia di bioskop sejak 10 Oktober 2024 dan mulai streaming di Netflix pada 13 Februari 2025.
Interesting facts and main cast
- Film ini terinspirasi dari peristiwa nyata di Yogyakarta pada 2016, yang dialami oleh siswa SMK Kesehatan Giri Handayani di Gunungkidul, sebagaimana diungkap oleh penulis cerita, Wakhid, dalam wawancara di kanal YouTube Raditya Dika.
- Kota Yogyakarta dipilih sebagai lokasi syuting untuk mempertahankan nuansa mistis dan magis yang identik dengan daerah tersebut.
-
Pemeran utama meliputi:
- Callista Arum sebagai Rini, siswi pemalu yang menjadi pusat cerita.
- Fatih Unru sebagai Miko, ketua panitia perkemahan yang disukai Rini.
- Nayla D. Purnama sebagai Nayla, sahabat Rini.
- Derby Romero sebagai Heru, pembimbing siswa.
- Landung Simatupang sebagai Mbah Sonto, kuncen desa yang mengetahui rahasia hutan.
- Nihna Fitria sebagai arwah Roro Putri, sosok gaib yang memicu kekacauan.
- Pemeran pendukung lainnya: Iqbal Sulaiman (Chandra), Zenia Zein (Lidya), Callista Mercy, Azela Putri, dan Dimas Juju.
-
- Durasi film adalah 1 jam 52 menit dengan rating usia 17+, menjanjikan adegan horor yang intens dan emosional.
- Film ini meraup 900.365 penonton selama penayangannya di bioskop, menunjukkan antusiasme besar dari penggemar genre horor.
See More Movies
Related products
- Film
Trolls
- Film
Over the Moon
- Film
Big Hero 6
Community Rating





