Community Rating






Petualangan Sherina 2
- 2023
- 13+
Sadam tumbuh menjadi seorang petualang sejati. Ia telah mengunjungi dan menjelajahi hampir seluruh kepulauan Indonesia. Lalu, peristiwa apa yang mempertemukan Sadam dengan teman masa kecilnya, Sherina? Sherina, si pemberani, dikenal cerdas dan selalu berusaha mencapai yang terbaik. Sebagai seorang jurnalis, Sherina harus membuat liputan yang membawanya ke petualangan kembali.
This content is restricted!
Bantu kami mengulas konten yang pernah Mama tonton. Login di sini.
Sinopsis Petualangan Sherina 2
Petualangan Sherina 2 adalah film komedi musikal laga petualangan Indonesia yang dirilis pada 28 September 2023. Disutradarai oleh Riri Riza dan diproduseri oleh Mira Lesmana, film ini merupakan sekuel dari Petualangan Sherina (2000). Sherina Munaf dan Derby Romero kembali memerankan karakter utama, Sherina dan Sadam, dengan tambahan pemeran baru seperti Isyana Sarasvati, Ardit Erwandha, Chandra Satria, Randy Danistha, Kelly Tandiono, Quinn Salman, Mathias Muchus, dan Ucie Nurul. Film ini mengusung tema lingkungan, khususnya konservasi orangutan di Kalimantan, dengan balutan drama, aksi, dan musikal yang khas.
Latar Cerita
Film ini mengisahkan Sherina Melodi Darmawan (Sherina Munaf), yang kini telah dewasa dan menjadi jurnalis ternama di stasiun televisi NEX TV. Sherina dikenal sebagai jurnalis berbakat dan ambisius. Ia bersama kameramennya, Aryo (Ardit Erwandha), merencanakan peliputan eksklusif untuk menghadiri World Economic Forum di Davos, Swiss. Namun, rencana tersebut berubah ketika bosnya tiba-tiba menugaskannya untuk meliput isu lingkungan di Kalimantan, tepatnya tentang program pelepasliaran orangutan oleh Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF). Meski awalnya kecewa, Sherina menerima tugas ini dan berangkat ke Kalimantan dengan antusiasme, sambil teringat kenangan masa kecilnya.
Reuni dengan Sadam
Setibanya di lokasi konservasi di Kalimantan Tengah, Sherina mendapat kejutan tak terduga. Ia bertemu kembali dengan Sadam (Derby Romero), sahabat masa kecilnya yang kini bekerja sebagai manajer program di LSM konservasi hutan Kalimantan. Pertemuan ini membawa mereka pada momen nostalgia, mengenang petualangan seru di masa kecil seperti yang digambarkan di film pertama. Sadam, yang kini tampil sebagai pria pemberani dan berdedikasi pada pelestarian alam, membantu Sherina dalam misi peliputannya. Kebersamaan mereka membangkitkan kenangan hangat, tetapi juga mengungkap alasan mengapa mereka terpisah selama bertahun-tahun.
Konflik Utama: Pencurian Sayu
Kegembiraan reuni mereka terganggu ketika sebuah insiden terjadi. Sayu, anak orangutan yang akan dilepasliarkan ke habitat aslinya, diculik oleh sekelompok penjahat yang dipimpin oleh Dedi (Randy Danistha). Pencurian ini merupakan bagian dari rencana pasangan suami-istri kaya, Syailendra (Chandra Satria) dan Ratih (Isyana Sarasvati), yang memiliki ambisi untuk mengoleksi satwa liar sebagai pajangan dan bahan pameran sosial. Mereka dibantu oleh pengawal pribadi bernama Pingkan (Kelly Tandiono). Sherina dan Sadam, yang merasa bertanggung jawab atas keselamatan Sayu, memutuskan untuk mengejar komplotan tersebut demi menyelamatkan anak orangutan itu agar dapat kembali ke pelukan ibunya.
Petualangan di Hutan Kalimantan
Petualangan Sherina dan Sadam di hutan hujan tropis Kalimantan penuh dengan tantangan. Mereka harus menghadapi medan yang sulit, seperti perjalanan panjang dengan perahu motor dan trekking di hutan lebat, serta cuaca yang tak menentu. Selain itu, mereka juga berhadapan dengan komplotan penjahat yang tangguh. Di tengah misi penyelamatan, Sherina dan Sadam sering kali berbeda pendapat, menguji kekuatan persahabatan mereka. Konflik internal ini diperparah oleh perbedaan cara mereka memandang masalah, tetapi juga menjadi momen bagi keduanya untuk saling belajar dan memperkuat ikatan.
Sementara itu, petualangan ini juga diwarnai dengan elemen musikal yang menjadi ciri khas film ini. Sherina, yang juga bertindak sebagai penata musik, menghadirkan tujuh lagu baru, seperti Nostalgia Bersama, Sayu, dan Hadiah Istimewa, yang menggambarkan emosi karakter dan memperkuat nuansa cerita. Lagu-lagu ini, yang memadukan unsur alat musik tradisional Kalimantan, tidak hanya menghibur tetapi juga menyampaikan pesan tentang pentingnya menjaga alam.
Karakter Pendukung dan Isu Lingkungan
Selain Sherina dan Sadam, film ini menampilkan karakter pendukung yang memperkaya cerita. Aryo, kameramen setia Sherina, memberikan sentuhan humor dengan kepolosannya. Sindai (Quinn Salman), seorang anak lokal, turut membantu dalam petualangan mereka, menambah dinamika kelompok. Di sisi antagonis, Syailendra dan Ratih merepresentasikan sisi gelap eksploitasi satwa, sementara Dedi dan Pingkan menghadirkan ancaman fisik yang nyata.
Isu lingkungan menjadi inti cerita, dengan fokus pada konservasi orangutan dan ancaman perdagangan satwa liar. Film ini menggambarkan betapa pentingnya menjaga keanekaragaman hayati dan menghormati habitat alami satwa, sekaligus mengkritik praktik koleksi hewan untuk kepentingan pribadi. Pesan ini disampaikan dengan cara yang mudah dipahami, menjadikan film ini cocok untuk penonton segala usia.
Klimaks dan Resolusi
Menuju klimaks, Sherina dan Sadam berhasil melacak keberadaan Sayu. Mereka harus menghadapi konfrontasi dengan komplotan penjahat, yang melibatkan aksi laga dan strategi cerdas. Dalam prosesnya, mereka tidak hanya berjuang untuk menyelamatkan Sayu, tetapi juga untuk memperbaiki hubungan mereka yang sempat retak. Momen-momen musikal, seperti tarian dan nyanyian di tengah hutan, menambah intensitas emosional dan memberikan nuansa magis pada cerita.
Tanpa mengungkap akhir cerita, dapat dikatakan bahwa film ini menawarkan resolusi yang memuaskan, dengan penekanan pada nilai persahabatan, keberanian, dan tanggung jawab terhadap lingkungan. Sherina dan Sadam belajar untuk menghargai perbedaan mereka, sementara penonton diajak untuk merenungkan pentingnya menjaga alam dan satwa liar.
Fakta Produksi dan Penerimaan
Petualangan Sherina 2 diproduksi oleh Miles Films dan Base Entertainment, dengan dukungan Talamedia dan investor lain seperti Legacy Pictures dan Lamunan Studio. Proses produksi memakan waktu lama, dengan penulisan naskah dimulai pada November 2019 dan syuting dilakukan di Jakarta serta Kalimantan Tengah (Kabupaten Katingan dan Palangka Raya) dari Desember 2022 hingga Maret 2023. Film ini menggunakan teknologi motion capture untuk menghidupkan karakter orangutan, menjadikannya salah satu film Indonesia pertama yang menerapkan teknologi ini.
Film ini menuai sambutan positif, dengan 256.286 penonton pada hari pertama penayangan, menjadikannya film Indonesia dengan pembukaan terbesar pada 2023. Penonton memuji perkembangan karakter Sherina dan Sadam, elemen nostalgia, dan pesan lingkungan yang kuat, serta musikal yang energik.
Kesimpulan
Petualangan Sherina 2 adalah sekuel yang berhasil menghidupkan kembali keajaiban film pertamanya sambil menghadirkan cerita yang lebih dewasa dan relevan. Dengan kombinasi petualangan seru, drama persahabatan, musikal yang memikat, dan pesan lingkungan yang kuat, film ini menawarkan pengalaman sinematik yang menghibur sekaligus bermakna. Cocok untuk penonton segala usia, film ini mengajak kita untuk bernostalgia, tertawa, dan peduli pada alam.
Lihat Film Lain
Produk Terkait
Community Rating




