
Community Rating






Pengabdi Setan 2: Communion
Kecocokan untuk Tontonan Anak
- Konten Horor yang Intens dan Mengerikan: Film ini mengandung adegan menakutkan seperti penampakan hantu (pocong, mayat hidup), ritual setan, dan kekerasan grafis (misalnya, eksekusi dengan ditarik kuda). Elemen-elemen ini dapat menyebabkan ketakutan berlebih atau trauma pada anak.
- Klasifikasi Usia: Film ini diklasifikasikan untuk usia 13+ di Indonesia, dengan beberapa negara seperti Malaysia memberi rating 18. Adegan gelap, jumpscare, dan tema okultisme tidak sesuai untuk penonton di bawah usia remaja.
- Tema Berat dan Kompleks: Cerita melibatkan sekte setan, pengorbanan manusia, dan pengkhianatan keluarga, yang sulit dipahami anak-anak dan dapat menimbulkan kebingungan atau kesalahpahaman tentang nilai moral.
- Efek Psikologis: Visual gelap, pencahayaan minim, dan suara mencekam dirancang untuk memicu ketegangan, yang dapat mengganggu emosi anak. Beberapa ulasan mencatat film ini “melelahkan” bahkan untuk penonton dewasa karena terornya yang tak henti.
- Catatan dari Penonton: Ada laporan bahwa beberapa keluarga membawa anak kecil ke bioskop, yang menunjukkan kurangnya kesadaran tentang konten film. Hal ini dapat membingungkan atau menakutkan anak-anak yang belum siap.
This content is restricted!
Bantu kami mengulas konten yang pernah Mama tonton. Login di sini.
Sinopsis Lengkap Pengabdi Setan 2: Communion
Latar Belakang Cerita
Pengabdi Setan 2: Communion adalah sekuel dari film horor Indonesia Pengabdi Setan (2017), disutradarai oleh Joko Anwar. Film ini dirilis pada 4 Agustus 2022 dan melanjutkan kisah keluarga Suwono yang selamat dari teror supranatural di film pertama. Kali ini, cerita berlatar di sebuah rumah susun tua di Jakarta Utara pada tahun 1980-an, menawarkan nuansa horor yang lebih mencekam dengan durasi 119 menit. Film ini dibintangi oleh Tara Basro, Bront Palarae, Endy Arfian, Nasar Anuz, dan lainnya, menghadirkan teror baru yang berkaitan dengan sekte misterius dan sosok “Ibu” yang menakutkan.
Alur Cerita
Cerita dimulai dengan kilas balik ke tahun 1955, menampilkan Budiman Syailendra, seorang wartawan yang menyelidiki kasus misterius di sebuah desa. Ia menemukan jenazah-jenazah yang tampak hidup kembali, mengisyaratkan adanya kekuatan gelap. Kembali ke tahun 1984, fokus beralih ke keluarga Suwono—Rini (Tara Basro), Bapak (Bront Palarae), Tony (Endy Arfian), dan Bondi (Nasar Anuz)—yang pindah ke rumah susun di Jakarta Utara setelah kehilangan ibu mereka dalam peristiwa mengerikan di film pertama. Mereka berharap rumah susun yang ramai akan memberikan rasa aman, tetapi sebaliknya, mereka terjebak dalam kegelapan mistis yang lebih menyeramkan.
Rumah susun tersebut menyimpan rahasia kelam. Rini dan keluarganya mulai mengalami kejadian aneh, termasuk penampakan sosok “Ibu” yang terus menghantui. Bersamaan dengan itu, mereka bertemu dengan penghuni lain seperti Tari (Ratu Felisha), anaknya Ian, dan sekelompok karakter misterius yang tampak menyimpan motif tersembunyi. Seorang penghuni bernama Darminah mengungkapkan bahwa rumah susun ini terkait dengan sekte sesat yang melakukan ritual-ritual mengerikan untuk memanggil kekuatan jahat.
Ketegangan meningkat ketika badai besar melanda, memutus akses keluar dari rumah susun. Rini, yang berusaha melindungi adik-adiknya, menemukan petunjuk dalam koper milik Bapak yang mengarah pada rahasia masa lalu keluarga mereka. Ternyata, rumah susun ini adalah pusat operasi sekte yang ingin menghidupkan kembali entitas jahat melalui pengorbanan nyawa. Salah satu kejadian tragis melibatkan Tari, yang kematiannya memicu pertanyaan tentang motif sekte tersebut.
Di puncak cerita, Rini berhasil membuka koper Bapak dan menemukan dokumen yang mengungkap hubungan keluarga mereka dengan sekte tersebut. Teror mencapai klimaks ketika penghuni rumah susun, yang sebagian besar adalah anggota sekte, melancarkan ritual terakhir. Rini, Tony, dan Bondi berjuang untuk bertahan hidup, menghadapi makhluk supranatural dan pengkhianatan dari orang-orang yang mereka percayai. Film ini menutup dengan akhir yang ambigu, meninggalkan petunjuk tentang kelanjutan teror dan nasib keluarga Suwono.
Tema dan Elemen Horor
Pengabdi Setan 2: Communion menggabungkan elemen horor psikologis dan supranatural, dengan fokus pada trauma keluarga, pengkhianatan, dan kekuatan jahat yang tak terlihat. Rumah susun menjadi wahana horor yang dieksplorasi secara maksimal, dengan lorong-lorong gelap, lift tua, dan suara-suara aneh yang menciptakan atmosfer mencekam. Joko Anwar menggunakan simbolisme agama dan budaya untuk memperkuat narasi, menjadikan film ini tidak hanya menakutkan tetapi juga kaya makna.
Penerimaan dan Catatan Penting
Film ini dipuji karena intensitas terornya yang melampaui film pertama, meskipun beberapa penonton menganggap babak pertama agak lambat. Eksplorasi rumah susun dan sinematografi yang apik membuatnya menjadi salah satu film horor Indonesia paling ambisius. Namun, ending yang terbuka memicu spekulasi dan teori tentang kelanjutan cerita, seperti yang dibahas di berbagai platform media sosial.
Lihat Film Lain
Produk Terkait
- Film
The Wild
- Film
Bolt
- Film
Frozen
- Film
Big Hero 6
Community Rating




