Community Rating

blank
blank
blank
blank
blank
blank

Jumbo

Film Jumbo adalah film animasi Indonesia produksi Visinema Studios yang disutradarai oleh Ryan Adriandhy. Film ini mengisahkan petualangan Don, seorang anak laki-laki bertubuh besar yang sering dirundung teman-temannya dengan julukan “Jumbo” karena fisiknya. Don tinggal bersama neneknya (Oma) setelah kehilangan kedua orang tuanya, dan ia sangat menyayangi buku dongeng peninggalan mereka berjudul “Pulau Gelembung”. Untuk membuktikan kemampuannya dan mengatasi ejekan, Don bertekad mengikuti pertunjukan bakat dengan menampilkan sandiwara dari buku tersebut bersama sahabatnya, Nurman dan Mae. Namun, rencananya terhambat ketika Atta, seorang perundung, mencuri bukunya. Dalam perjalanan ini, Don bertemu Meri, seorang peri kecil misterius yang meminta bantuannya untuk menemukan orang tuanya, sehingga memulai petualangan penuh makna yang mengajarkan tentang persahabatan, penerimaan diri, dan keberanian.
Film ini mengangkat tema-tema seperti perundungan, kehilangan, kepercayaan diri, dan pentingnya dukungan keluarga serta teman. Dengan durasi sekitar 102 menit, Jumbo dikemas dengan visual animasi berkualitas tinggi, humor khas Indonesia, dan sentuhan emosional yang mendalam, didukung oleh pengisi suara ternama seperti Prince Poetiray (Don), Quinn Salman (Meri), Bunga Citra Lestari (Ibu Don), Ariel NOAH (Ayah Don), dan Ratna Riantiarno (Oma). Film ini tayang perdana pada Lebaran 2025, menjadikannya tontonan keluarga yang hangat dan relevan.
Kecocokan dengan Anak
Jumbo sangat cocok untuk anak-anak, terutama usia 5-12 tahun, karena beberapa alasan:
  1. Cerita yang Mudah Dipahami: Alur cerita sederhana namun penuh petualangan, dengan konflik yang relatable seperti perundungan dan keinginan untuk diterima, membuat anak-anak mudah mengikuti dan terhubung dengan karakter Don.
  2. Pesan Moral Positif: Film ini mengajarkan nilai-nilai penting seperti keberanian menghadapi tantangan, pentingnya persahabatan, dan penerimaan diri, yang relevan untuk perkembangan emosional anak.
  3. Humor dan Fantasi: Elemen humor lokal serta kehadiran karakter magis seperti Meri menambah daya tarik bagi anak-anak, menjadikannya hiburan yang menyenangkan sekaligus imajinatif.
  4. Visual Menarik: Animasi yang colorful dan detail menciptakan pengalaman visual yang memikat untuk anak-anak, sementara latar Kampung Seruni yang bernuansa Indonesia memberikan rasa familiar.
  5. Minim Kekerasan: Meski ada konflik perundungan, film ini fokus pada penyelesaian positif dan tidak menampilkan kekerasan berlebihan, sehingga aman untuk ditonton anak-anak.
Namun, orang tua disarankan mendampingi anak saat menonton, terutama untuk anak yang lebih kecil atau sensitif, karena tema kehilangan orang tua dan adegan emosional tertentu (seperti penutup film yang mengharukan) mungkin memerlukan penjelasan tambahan. Secara keseluruhan, Jumbo adalah pilihan ideal sebagai tontonan keluarga yang menghibur sekaligus mendidik, cocok untuk mengisi libur Lebaran bersama anak-anak.

This content is restricted!

Bantu kami mengulas konten yang pernah Mama tonton. Login di sini.

Customer Reviews

Based on 4 reviews
100%
(4)
0%
(0)
0%
(0)
0%
(0)
0%
(0)
L
Leli
Dibalik Pro Kontra Film Jumbo

Banyak yang bikin review positif, tapi gak sedikit juga yang mengkritik. Menurutku respon ini normal bgt, karena film Jumbo bener2 lagi jadi sorotan. Secara keseluruhan animasinya hidup banget, pengisi suara bagus, alur cerita menarik, ga flat, klimaksnya dapet, message yg disampaikan juga ngena. Terlepas ada yg bilang ini di Islam ga relevan, ada hantu anak kecil yg bisa komunikasi dengan manusia, tapi ini cerita fiktif, imajinatif, jadi wajar menurutku. Karena cerita2 animasi dari zaman dulu (let say timun mas dll) ada unsur imajinatifnya, yang penting anak didampingi dan diajak komunikasi dgn baik. Ada jg yg bilang boikot aja, sponsornya pro zionist, aku ga setuju kalo harus boikot filmnya, karena ini karya anak bangsa. Kalo mau boikot produk2 sponsornya aja.
Overall aku sama anak2 menikmati film ini🫶🏻

B
Begita
Recommended

1. keren banget Indo punya animasi yg kayaknya siap saing bgt. tapi blm siap punya merchandise kayaknya, padahal pengen punya lho..
2. cerita bisa dicerna dengan baik, dibagi berbabak-babak. kalau logis sih ngga ya, ada plot hole dan informasi yg tidak dibutuhkan utk keutuhan cerita sorry to say
3. bikin nangis balita kedaluarsa krn nyentuh inner child, dan bisa gak sih jangan semua karakter yatim piatu.. hehe kalo anakku umur 9 taun sangat suka, apalagi sama karakter Bang Acil

R
Regina Rahman
Animasi Indonesia Terbaiks 😍

Dari awal mulai film nya udah langsung di bikin WOAAAHH sama kualitas animasi nya 🤩 Anak-anak juga pada fokus banget nonton nya meskipun ada beberapa scene yang mereka gak paham, jd nya berisik nanya ini kenapa itu kenapa hihihi

10/10 sih tapi ini, harus banget Indonesia punya film anak lagi dengan kualitas sebagus JUMBO! ⭐️

F
Fadhila Humaira
Animasi yang keren dan cerita yang heart warming

Jujur agak speechless akhirnya Indonesia bikin lagi film animasi yang keren banget. Orang-orang yang bilang film ini setara ama P*xar menurut aku enggak overproud dan overclaim sih karena emang secara visual keren banget.
Selain itu dari komposisi insert musik menurutku pas banget, secara visual dan audio terhibur banget.

Tapi secara isi cerita menurutku ini cukup berat ya, meskipun film anak, aku merasa film ini pesan ceritanya lebih deep dan cocok untuk orang tua.
Untuk para ortu menurutku pesan cerita (terutama untuk lagu soundtrack karya Elmanino berjudul Selalu Ada Di Nadimu) ini akan relate banget, atau kalaupun untuk anak yang akan relate adalah anak-anak usia 13 tahun ke atas yang mungkin sudah tahu konsep "ditinggalkan"

Ada beberapa hal yang mungkin para orang tua harus concern saat mau ajak anak (terutama anak usia di bawah 13 tahun) menonton:
-Dalam ceritanya Don berteman dengan makhluk magis (yang kalau orang dewasa tahu ini mereka beda alam) jadi kalau anaknya penakut dan tahu konsep "hantu" harus di disclaimer atau didampingi buat diberi penjelasan.
-Ada scene mengenai ghost hunter yang peran antagonisnya ini mencari-cari ruh untuk "disiksa" ini mungkin interpretasi setiap orang beda-beda mengartikan scene tersebut, namun tergantung toleransi tiap ortu mengenalkan scene itu swperti apa.
-untuk anak yang sudah paham konsep "ditinggal ortu" mungkin perlu didampingi terutama setelah menonton dan diberikan pemahaman bahwa orang tua kita selalu ada dalam hati kita kemanapun kita melangkah.

Sisanya, isi ceritanya menurutku apik banget. Anak bisa diajarkan mengenai kekalahan, mengenai dealing dengan menurunkan ego sendiri, juara tidak harus menjadi "pemeran utama"

Dan aku yakin semua orang sepakat kalau visualnya ini udah setara international.
Brb mau nonton ke-2 kalinya 😭

Sinopsis Terlengkap Film “Jumbo” (2025)

Jumbo adalah film animasi petualangan fantasi musikal Indonesia produksi Visinema Studios, disutradarai oleh Ryan Adriandhy dalam debut penyutradaraannya. Film ini mengusung tema persahabatan, keberanian, keluarga, dan perjuangan melawan perundungan (bullying), dengan latar belakang visual Kampung Seruni yang penuh warna dan nuansa lokal Indonesia. Dirilis pada 31 Maret 2025, bertepatan dengan Hari Raya Idulfitri, Jumbo telah mencatat sejarah sebagai film animasi Indonesia terlaris sepanjang masa, dengan lebih dari 7 juta penonton dalam 27 hari penayangan dan pendapatan global melebihi $8 juta, mengalahkan rekor film animasi Asia Tenggara lainnya. Film berdurasi 102 menit ini melibatkan lebih dari 420 kreator Indonesia selama lima tahun produksi, menampilkan animasi berkualitas tinggi yang disejajarkan dengan standar internasional.
Alur Cerita
Film Jumbo berpusat pada Don, seorang anak yatim piatu berusia 10 tahun (disuarakan oleh Prince Poetiray untuk Don berusia 10 tahun dan Den Bagus Satrio Sasono untuk Don berusia 4 tahun), yang tinggal bersama neneknya, Oma (Ratna Riantiarno), di Kampung Seruni. Don memiliki tubuh besar, yang membuatnya sering menjadi sasaran ejekan teman-temannya dengan julukan “Jumbo.” Ia merasa rendah diri dan kerap diremehkan, terutama oleh Atta (M. Adhiyat), seorang anak nakal yang menjadi perundung utamanya. Namun, Don menemukan pelarian dan inspirasi dalam buku dongeng berjudul Pulau Gelembung, warisan dari kedua orang tuanya (Ariel Noah sebagai Ayah Don dan Bunga Citra Lestari sebagai Ibu Don). Buku ini penuh dengan ilustrasi dan cerita ajaib tentang seorang Ksatria Kecil, yang menjadi sumber imajinasi dan harapan bagi Don.
Untuk membuktikan kemampuannya dan mengatasi ejekan, Don memutuskan untuk mengikuti pertunjukan bakat lokal. Ia berencana mementaskan sandiwara panggung yang terinspirasi dari Pulau Gelembung, lengkap dengan lagu ciptaan ibunya. Don didukung oleh dua sahabat setianya: Nurman (Yusuf Özkan), seorang penggembala kambing yang ceria dan setia dengan tiga kambing peliharaannya bernama Mbek (Angga Dwimas Sasongko), Mbeek (Chicco Jerikho), dan Mbeeek (Ganindra Bimo), serta Maesaroh atau Mae (Graciella Abigail), seorang gadis tegas yang sering menjadi penengah dalam kelompok mereka. Bersama Oma, mereka membentuk “Geng Jumbo” untuk mewujudkan impian Don.
Namun, rencana Don terhambat ketika Atta mencuri buku Pulau Gelembung, membuat Don putus asa. Di tengah kekecewaannya, Don bertemu dengan Meri (Quinn Salman), sebuah arwah gadis kecil misterius dari dunia lain yang lemah lembut dan penuh empati. Meri terpisah dari arwah orang tuanya karena makamnya dirusak, dan ia meminta bantuan Don untuk menyatukannya kembali dengan keluarganya. Don dan Meri membuat kesepakatan untuk saling membantu: Don membantu Meri menemukan orang tuanya, sementara Meri membantu Don merebut kembali bukunya dan mewujudkan pentas seninya.
Petualangan mereka membawa Don, Nurman, dan Mae ke dunia penuh sihir dan misteri, yang ternyata terkait dengan Pulau Gelembung dan rahasia masa lalu keluarga Don. Sepanjang perjalanan, mereka menghadapi berbagai rintangan, termasuk konflik dengan Atta, yang ternyata memiliki latar belakang kompleks. Atta bukan sekadar perundung; ia berasal dari keluarga dengan keterbatasan ekonomi dan memiliki kakak, Acil (Angga Yunanda), yang berusaha menjaga adiknya meski Atta sering bertindak impulsif. Adegan komunikasi dengan hantu melalui radio menjadi salah satu elemen fantasi yang menarik, meskipun menuai kritik dari sebagian orang tua karena dianggap membingungkan anak-anak.
Melalui petualangan ini, Don belajar tentang keberanian, penerimaan diri, dan pentingnya memaafkan. Ia juga menemukan makna persahabatan sejati bersama Nurman, Mae, dan Meri, serta memahami nilai keluarga melalui kenangan orang tua dan kasih sayang Oma. Cerita mencapai puncak emosional ketika Don menghadapi trauma kehilangan orang tuanya dan Atta mulai menunjukkan sisi kemanusiaannya. Film ditutup dengan adegan pentas seni yang mengharukan, diiringi lagu Selalu Ada di Nadimu oleh Bunga Citra Lestari, yang memperkuat pesan tentang kasih sayang dan keberanian untuk bermimpi besar.
Tema dan Pesan Moral
Jumbo mengusung tema universal yang relevan untuk anak-anak dan orang dewasa:
  • Perundungan (Bullying): Film ini menyoroti dampak perundungan pada anak-anak, menunjukkan bagaimana Don menghadapi ejekan dan Atta sebagai perundung yang memiliki latar belakang emosional sendiri. Cerita ini mengajak penonton, terutama orang tua, untuk lebih peka terhadap isu bullying.
  • Penerimaan Diri: Don belajar menerima tubuhnya dan melihat kelebihannya, bukan kekurangannya, sebagai bagian dari perjalanan self-discovery.
  • Persahabatan dan Keluarga: Hubungan Don dengan Nurman, Mae, Meri, dan Oma menekankan pentingnya dukungan sosial dan kasih sayang dalam menghadapi tantangan.
  • Keberanian dan Perjuangan: Don dan Meri menunjukkan keberanian untuk mengejar tujuan mereka meski menghadapi rintangan besar.
  • Trauma dan Penyembuhan: Film ini menyentuh tema kehilangan dan trauma masa kecil dengan cara yang sensitif, memberikan pesan tentang pengampunan dan penyembuhan emosional.
Elemen Visual dan Musik
Jumbo menonjol dengan animasi berkualitas tinggi yang menampilkan detail tekstur, warna pastel, dan palet cerah, menciptakan dunia fantasi yang hangat dan akrab. Latar Kampung Seruni menggambarkan kehidupan sehari-hari Indonesia, seperti panjat pinang, gerobak dorong, dan perumahan padat, dengan sentuhan budaya lokal yang autentik. Studio animasi seperti Afterlab, Ayena Studio, dan Caravan Studio berkontribusi pada visual yang disebut-sebut mirip produksi Pixar, namun dengan cita rasa Indonesia.
Musik menjadi elemen penting, dengan soundtrack seperti Kumpul Bocah oleh MALIQ & D’Essentials dan Selalu Ada di Nadimu oleh Bunga Citra Lestari yang memperkuat emosi cerita. Dongeng audio Pulau Gelembung yang dirilis sebelum film juga menambah kedalaman narasi, mengisahkan Ksatria Kecil sebagai paralel perjuangan Don.
Pengisi Suara
Film ini menampilkan deretan pengisi suara ternama:
  • Prince Poetiray sebagai Don
  • Quinn Salman sebagai Meri
  • Yusuf Özkan sebagai Nurman
  • Graciella Abigail sebagai Mae
  • M. Adhiyat sebagai Atta
  • Angga Yunanda sebagai Acil
  • Bunga Citra Lestari sebagai Ibu Don
  • Ariel Noah sebagai Ayah Don
  • Ratna Riantiarno sebagai Oma
  • Cinta Laura, Kiki Narendra, Ariyo Wahab sebagai karakter pendukung
  • Angga Dwimas Sasongko, Chicco Jerikho, Ganindra Bimo sebagai Mbek, Mbeek, dan Mbeeek
Fakta Menarik
  • Produksi: Digarap selama lima tahun sejak April 2020, melibatkan lebih dari 420 kreator dari berbagai kota di Indonesia.
  • Kesuksesan Box Office: Meraih 1 juta penonton dalam 7 hari, 4 juta dalam 15 hari, dan 7 juta dalam 27 hari, menjadikannya film animasi Asia Tenggara terlaris.
  • Penayangan Global: Tayang di 17 negara, termasuk Malaysia, Singapura, Rusia, dan negara-negara Eropa, mulai Juni 2025.
  • Kontroversi: Adegan komunikasi dengan hantu via radio menuai kritik dari sebagian orang tua karena dianggap kurang sesuai untuk anak di bawah 6 tahun.
  • Pujian Internasional: Media seperti Variety dan IMDB memuji visual dan narasi Jumbo, dengan rating 8.2/10 di IMDB berdasarkan 600+ ulasan.

Kesimpulan

Jumbo adalah kisah hangat tentang perjuangan seorang anak melawan perundungan, menemukan keberanian, dan memahami makna persahabatan serta keluarga. Dengan visual memukau, narasi emosional, dan pesan moral yang mendalam, film ini berhasil menyentuh hati penonton dari berbagai usia. Cocok sebagai tontonan keluarga, Jumbo tidak hanya menghibur tetapi juga menginspirasi untuk percaya pada diri sendiri dan menghargai orang-orang terdekat. Film ini menjadi bukti kemajuan animasi Indonesia di kancah global, mengukuhkan posisi Visinema Studios sebagai pelopor perfilman lokal.

Community Rating

blank
blank
blank
blank
blank