
Community Rating






Inglourious Basterds
This content is restricted!
Bantu kami mengulas konten yang pernah Mama tonton. Login di sini.
Sinopsis Terlengkap: Inglourious Basterds (2009)
Inglourious Basterds, disutradarai oleh Quentin Tarantino, adalah film perang alternatif sejarah yang berlatar belakang Perang Dunia II di Prancis yang diduduki Nazi. Dengan gaya narasi non-linear, dialog tajam, dan kekerasan sinematik khas Tarantino, film ini menggabungkan fiksi dengan elemen sejarah, menghadirkan cerita balas dendam yang intens dan penuh intrik. Film ini terbagi menjadi lima bab, mengikuti dua alur cerita utama yang akhirnya bertemu dalam klimaks dramatis.
Bab 1: Once Upon a Time in Nazi-Occupied France
Cerita dimulai pada tahun 1941 di pedesaan Prancis. Kolonel SS Hans Landa (Christoph Waltz), dijuluki “Jew Hunter” karena kebrutalannya, tiba di rumah petani susu Perrier LaPadite. Dengan manipulasi psikologis dan kecerdasan tajam, Landa menginterogasi LaPadite tentang keberadaan keluarga Dreyfus, sekelompok Yahudi yang bersembunyi. LaPadite, di bawah tekanan, mengkhianati keluarga tersebut. Landa memerintahkan anak buahnya untuk menembaki lantai tempat keluarga itu bersembunyi, membunuh semua kecuali Shosanna Dreyfus (Mélanie Laurent), yang berhasil melarikan diri. Landa memilih untuk tidak menembaknya, membiarkannya kabur dengan senyum licik.
Bab 2: Inglourious Basterds
Kisah beralih ke sekelompok prajurit Yahudi-Amerika yang dikenal sebagai “Basterds,” dipimpin oleh Letnan Aldo Raine (Brad Pitt). Unit ini bertugas melakukan misi gerilya brutal untuk membunuh dan menakuti pasukan Nazi. Dengan metode sadis seperti memukuli musuh dengan tongkat bisbol atau mengukir swastika di dahi mereka, Basterds menjadi legenda yang ditakuti. Mereka merekrut Sersan Hugo Stiglitz (Til Schweiger), mantan tentara Jerman yang membenci Nazi, dan anggota lain seperti Donny “The Bear Jew” Donowitz (Eli Roth). Misi mereka adalah menyebarkan teror, tanpa ampun, terhadap Third Reich.
Bab 3: German Night in Paris
Kembali ke tahun 1944, Shosanna kini hidup di Paris dengan identitas baru sebagai Emmanuelle Mimieux, mengelola bioskop kecil bernama Le Gamaar. Ia menarik perhatian Frederick Zoller (Daniel Brühl), seorang penembak jitu Jerman yang menjadi bintang film propaganda Nazi berjudul Nation’s Pride. Zoller, terpikat oleh Shosanna, meyakinkan Joseph Goebbels (Sylvester Groth), menteri propaganda Hitler, untuk mengadakan pemutaran perdana film tersebut di bioskop Shosanna. Shosanna, yang masih dihantui trauma masa lalu, melihat ini sebagai kesempatan untuk membalas dendam. Ia merencanakan untuk membakar bioskop dengan koleksi film nitratnya yang mudah terbakar selama pemutaran, membunuh para pemimpin Nazi yang hadir, termasuk Hitler.
Bab 4: Operation Kino
Sementara itu, Basterds direkrut oleh komando Sekutu untuk misi rahasia bernama “Operation Kino.” Mereka bekerja sama dengan aktris Jerman yang menjadi mata-mata Sekutu, Bridget von Hammersmark (Diane Kruger), untuk menyusup ke pemutaran perdana yang sama di bioskop Shosanna. Rencananya adalah meledakkan bioskop dengan bom, membunuh elit Nazi, termasuk Hitler, Goebbels, Göring, dan Bormann, yang akan hadir. Namun, misi ini penuh risiko. Dalam sebuah pertemuan di bar bawah tanah, konfrontasi dengan sekelompok tentara Jerman, termasuk Mayor Gestapo Dieter Hellstrom, berujung pada baku tembak yang menewaskan hampir semua orang kecuali Bridget, yang terluka. Basterds, termasuk Aldo, Donny, dan Omar (Omar Doom), tetap melanjutkan rencana dengan menyamar sebagai perwira Italia, meski dengan aksen yang mencurigakan.
Bab 5: Revenge of the Giant Face
Di malam pemutaran perdana, ketegangan memuncak. Shosanna dan kekasihnya, Marcel (Jacky Ido), mempersiapkan rencana pembakaran bioskop. Shosanna merekam pesan video untuk ditayangkan selama kebakaran, menyatakan balas dendamnya kepada Nazi. Sementara itu, Landa, yang hadir sebagai kepala keamanan, mulai mencurigai Bridget dan Basterds. Ia mencekik Bridget hingga tewas setelah menemukan bukti bahwa ia mata-mata. Landa kemudian menangkap Aldo dan Pvt. Utivich (B.J. Novak), tetapi membuat kesepakatan untuk membiarkan rencana pengeboman berjalan demi imunitas dan penghargaan dari Sekutu.
Di dalam bioskop, Zoller mendatangi Shosanna di ruang proyeksi, mencoba merayunya, tetapi Shosanna menembaknya mati sebelum akhirnya ditembak balik oleh Zoller yang sekarat. Sementara itu, Donny dan Omar, yang menyamar, berhasil masuk ke balkon tempat Hitler berada. Ketika film dimulai, Marcel mengunci pintu bioskop dan menyalakan tumpukan film nitrat. Donny dan Omar menembaki Hitler dan Goebbels hingga tewas, lalu meledakkan bom yang mereka bawa, menghancurkan bioskop dalam kobaran api. Shosanna’s face muncul di layar, mengejek Nazi yang terbakar, menyelesaikan balas dendamnya.
Di luar kota, Landa membawa Aldo dan Utivich ke wilayah Sekutu, berpikir ia akan mendapatkan imunitas. Namun, Aldo, yang muak dengan pengkhianatan Landa, menembak anak buah Landa dan mengukir swastika di dahi Landa sebagai “karya seni” terakhirnya, memastikan Landa akan dikenali sebagai Nazi selamanya.
Tema dan Gaya
Inglourious Basterds adalah perpaduan antara fiksi sejarah, drama perang, dan thriller balas dendam. Film ini mengeksplorasi tema kebrutalan perang, kekuatan propaganda, dan katarsis balas dendam. Tarantino menggunakan dialog panjang yang penuh ketegangan, seperti adegan pembuka dengan Landa, untuk membangun suspense. Kekerasan yang digambarkan eksplisit namun bergaya, mencerminkan estetika Tarantino. Performa Christoph Waltz sebagai Landa, yang memenangkan Oscar, menjadi sorotan dengan karismanya yang menyeramkan. Film ini juga menghadirkan humor gelap, referensi sinematik, dan akhir alternatif di mana Hitler mati, menawarkan fantasi katarsis bagi penonton.
Kesimpulan
Inglourious Basterds adalah kisah epik tentang balas dendam, keberanian, dan pengkhianatan, dikemas dalam narasi yang tidak konvensional. Dengan karakter yang kuat seperti Shosanna, Aldo, dan Landa, serta klimaks yang meledak-ledak, film ini menggabungkan ketegangan, emosi, dan komentar sosial tentang horor perang dan kekuatan sinema. Durasi 153 menitnya diisi dengan momen ikonik yang menjadikannya salah satu karya terbaik Tarantino.
Lihat Film Lain
Produk Terkait
-
Film
Leo
-
Film
Frozen
-
Film
Big Hero 6
Community Rating




