Community Rating

Bad Education

This content is restricted!

Bantu kami mengulas konten yang pernah Mama tonton. Login di sini.

Sinopsis Terlengkap Film “Bad Education” (2019)

“Bad Education” adalah film drama komedi-kriminal Amerika yang disutradarai oleh Cory Finley dan ditulis oleh Mike Makowsky, berdasarkan artikel majalah New York berjudul “The Bad Superintendent” karya Robert Kolker. Film ini mengisahkan skandal penggelapan dana terbesar dalam sejarah sistem pendidikan publik Amerika yang terjadi di distrik sekolah Roslyn, Long Island, New York, pada awal 2000-an. Dibintangi oleh Hugh Jackman sebagai Dr. Frank Tassone dan Allison Janney sebagai Pam Gluckin, film ini menawarkan narasi yang kompleks tentang karisma, ambisi, dan paradoks moral manusia.
Cerita berpusat pada Frank Tassone, seorang pengawas sekolah (superintendent) di distrik Roslyn yang sangat karismatik, berdedikasi, dan dihormati oleh siswa, orang tua, dan komunitas. Di bawah kepemimpinannya, sekolah-sekolah di Roslyn menjadi salah satu yang terbaik di Amerika, meningkatkan nilai properti di daerah tersebut dan memudahkan lulusan untuk masuk ke universitas ternama. Tassone digambarkan sebagai sosok inspiratif yang peduli pada siswa, sering bertemu dengan mereka secara pribadi, memimpin klub buku orang tua, dan bahkan memotivasi siswa seperti Rachel Bhargava, seorang anggota koran sekolah, untuk mengejar jurnalisme yang mendalam.
Namun, di balik fasad kesuksesan dan kepeduliannya, Tassone bersama asistennya, Pam Gluckin, terlibat dalam skema penggelapan dana sekolah senilai $11,2 juta. Mereka menggunakan uang pajak untuk mendanai gaya hidup mewah, termasuk rumah mewah, mobil mahal, liburan ke Karibia, dan pengeluaran pribadi lainnya. Tassone, dengan karismanya, dengan mudah meyakinkan dewan sekolah dan orang tua untuk menyetujui kenaikan anggaran sekolah, meskipun fasilitas sekolah tidak sebanding dengan dana yang dikeluarkan.
Skandal mulai terungkap ketika Rachel Bhargava, atas dorongan Tassone sendiri, menyelidiki proyek pembangunan “skywalk” sekolah untuk artikel koran sekolahnya, The Beacon. Rachel menemukan ketidaksesuaian dalam anggaran proyek, termasuk biaya yang tidak wajar dan fiktif. Investigasinya membawa cahaya pada pengeluaran mencurigakan Pam Gluckin, yang ketahuan menggunakan kartu kredit sekolah untuk keperluan pribadi, seperti renovasi rumah. Dewan sekolah awalnya berusaha menutupi skandal ini dengan meminta Pam mengundurkan diri dan mengganti kerugian, tetapi Rachel terus menggali lebih dalam.
Ketika tekanan meningkat, Tassone berupaya menjaga kerahasiaan dengan memanipulasi orang-orang di sekitarnya, termasuk mengintimidasi Rachel. Namun, kebenaran akhirnya terbongkar melalui surat anonim pada tahun 2004, yang memicu investigasi mendalam. Tassone terbukti bersalah atas penggelapan dana dan dipaksa mengundurkan diri, mengakhiri kariernya yang gemilang. Film ini menutup dengan epilog yang merenungkan sifat kompleks Tassone: seorang pendidik berbakat yang gagal mengendalikan ambisi dan ilusi tentang hak istimewa.
Disutradarai dengan gaya satire dan dark comedy, “Bad Education” menonjolkan akting memukau Hugh Jackman, yang menghidupkan karakter Tassone yang berlapis, serta Allison Janney sebagai Pam Gluckin yang cerdik namun ceroboh. Penggunaan teknik sinematik seperti wide shots, one-shot scenes, dan scoring oleh Michael Abels menambah kedalaman emosi dan ketegangan. Film ini tidak hanya menceritakan skandal, tetapi juga mengkritik kelemahan sistem pendidikan yang memungkinkan kecurangan terjadi, serta mengeksplorasi tema universal seperti moralitas, keserakahan, dan tekanan untuk mempertahankan kesempurnaan.
Kecocokan dengan Tontonan Anak
Film “Bad Education” memiliki rating R (Restricted) di Amerika Serikat, yang setara dengan rating 17+ di Indonesia, menunjukkan bahwa film ini ditujukan untuk penonton dewasa. Berikut adalah analisis kecocokan film ini untuk anak-anak, dengan pertimbangan konten dan dampaknya:
  1. Tema dan Konten Dewasa
    Film ini berfokus pada skandal keuangan, korupsi, dan manipulasi dalam sistem pendidikan, yang merupakan topik kompleks dan berat. Tema seperti penggelapan dana, kebohongan sistemik, dan dilema moral tidak mudah dipahami oleh anak-anak di bawah usia remaja. Selain itu, film ini menyentuh isu gaya hidup mewah yang didanai secara tidak etis, yang mungkin tidak sesuai dengan nilai-nilai yang ingin ditanamkan pada anak-anak.
  2. Bahasa dan Dialog
    Meskipun tidak ada informasi spesifik tentang penggunaan bahasa kasar yang berlebihan, dialog dalam film ini cenderung sarkastik dan mengandung humor dewasa (dark comedy) yang sulit dipahami oleh anak-anak. Interaksi antar karakter, terutama antara Tassone dan Gluckin, sering kali mengandung nada manipulatif atau sinis, yang mungkin membingungkan atau tidak relevan bagi penonton muda.
  3. Kekerasan dan Konten Sensitif
    Film ini tidak mengandung kekerasan fisik atau adegan grafis. Namun, ada ketegangan psikologis, seperti saat Tassone mengintimidasi Rachel atau ketika skandal terungkap, yang dapat memengaruhi anak-anak secara emosional. Selain itu, penggambaran pengkhianatan kepercayaan oleh figur otoritas (pengawas sekolah) dapat menimbulkan kebingungan atau ketidakpercayaan terhadap sistem pendidikan pada anak-anak yang belum matang secara emosional.
  4. Nilai Edukasi
    Film ini menawarkan pelajaran tentang pentingnya integritas, akuntabilitas, dan jurnalisme investigasi, yang ditunjukkan melalui peran Rachel Bhargava. Namun, pelajaran ini lebih cocok untuk remaja yang lebih tua (15+), yang sudah mampu memahami nuansa etika dan tanggung jawab sosial. Untuk anak-anak di bawah usia tersebut, pesan moral mungkin terlalu tersirat dan sulit dipahami tanpa bimbingan orang tua.
  5. Rekomendasi untuk Penonton Anak
    • Anak di Bawah 13 Tahun: Tidak direkomendasikan. Tema korupsi, manipulasi, dan humor dewasa tidak sesuai untuk anak-anak usia ini. Kontennya juga tidak menghibur dalam konteks yang relevan bagi mereka.
    • Remaja (13-16 Tahun): Mungkin cocok untuk remaja yang lebih matang, tetapi harus dengan bimbingan orang tua. Orang tua dapat mendiskusikan tema seperti etika, tanggung jawab, dan pentingnya transparansi dalam sistem pendidikan. Remaja yang tertarik pada jurnalisme atau isu sosial mungkin menemukan cerita Rachel inspiratif.
    • Remaja 17 Tahun ke Atas: Cocok, karena mereka lebih mampu memahami kompleksitas moral dan konteks sosial film ini. Film ini dapat memicu diskusi mendalam tentang kepercayaan pada otoritas dan dampak korupsi.
  6. Panduan untuk Orang Tua
    Orang tua disarankan untuk menonton film ini terlebih dahulu untuk menilai apakah kontennya sesuai dengan nilai keluarga dan kesiapan emosional anak. Jika memilih untuk menonton bersama remaja, orang tua dapat menggunakan film ini sebagai alat untuk mengajarkan tentang konsekuensi dari tindakan tidak etis dan pentingnya kejujuran. Situs seperti Common Sense Media (jika tersedia) dapat memberikan panduan tambahan tentang rating dan konten spesifik. (analogi dari panduan untuk film lain)
Kesimpulan
“Bad Education” adalah film yang cerdas dan menghibur dengan akting luar biasa dan narasi yang menarik, tetapi tidak cocok untuk anak-anak di bawah 13 tahun karena tema dewasa, humor sarkastik, dan kompleksitas moralnya. Untuk remaja yang lebih tua, film ini dapat menjadi tontonan yang mendidik dengan bimbingan orang tua, terutama untuk memahami isu etika dan jurnalisme. Orang tua harus mempertimbangkan kesiapan anak mereka dan siap mendampingi untuk mendiskusikan pesan-pesan dalam film ini.

Community Rating