
Community Rating

1 review





Adolescence
“Adolescence” adalah miniseri drama kriminal psikologis Inggris yang tayang perdana di Netflix pada 13 Maret 2025. Serial empat episode ini diciptakan oleh Stephen Graham dan Jack Thorne, disutradarai oleh Philip Barantini, dan menampilkan teknik pengambilan gambar one-shot (satu pengambilan tanpa potongan) untuk setiap episodenya, menciptakan pengalaman menonton yang intens dan imersif. Cerita berpusat pada Jamie Miller (Owen Cooper), remaja berusia 13 tahun yang ditangkap atas tuduhan pembunuhan teman sekelasnya, Katie Leonard. Serial ini menggali dampak tuduhan tersebut terhadap keluarga Miller, termasuk ayah Jamie, Eddie (Stephen Graham), dan ibunya, Manda (Christine Tremarco), serta menyoroti isu-isu sosial seperti kekerasan remaja, perundungan siber, radikalisasi online, dan pengaruh media sosial.
Serial ini terinspirasi dari meningkatnya kasus kejahatan pisau di kalangan remaja di Inggris, meskipun tidak berdasarkan kisah nyata tertentu. “Adolescence” mengeksplorasi tema kompleks seperti misogini, maskulinitas toksik, dan krisis kesehatan mental remaja laki-laki, dengan fokus pada bagaimana algoritma media sosial dan komunitas daring seperti “manosphere” dapat memengaruhi perilaku remaja. Penampilan akting, terutama dari Owen Cooper dan Stephen Graham, mendapat pujian kritis, begitu pula dengan naskah yang tajam dan sinematografi yang inovatif. Serial ini telah mencatat 96,7 juta penonton dalam tiga minggu pertama dan menduduki peringkat teratas di berbagai negara.
Kecocokan dengan Anak
Serial “Adolescence” tidak cocok untuk anak-anak, termasuk remaja di bawah usia 16 tahun, karena beberapa alasan berikut:
- Konten Sensitif dan Kekerasan: Serial ini mengandung tema berat seperti pembunuhan, kekerasan remaja, dan misogini, dengan adegan yang intens dan emosional. Pembahasan eksplisit tentang kejahatan pisau dan dampak psikologisnya dapat mengganggu atau menakutkan bagi penonton muda.
- Bahasa dan Tema Dewasa: Dialog mencakup topik seperti hubungan seksual, perundungan siber, dan radikalisasi online, yang mungkin sulit dipahami atau tidak pantas untuk anak-anak. Penggambaran pengaruh tokoh seperti Andrew Tate dan komunitas “incel” juga lebih relevan untuk audiens dewasa yang mampu menganalisis isu-isu ini secara kritis.
- Dampak Psikologis: Serial ini dirancang untuk memicu refleksi mendalam tentang kesehatan mental, tekanan sosial, dan bahaya dunia digital, yang bisa terlalu kompleks atau membebani anak-anak yang belum memiliki kematangan emosional untuk memprosesnya. Penelitian dari Kaspersky menunjukkan bahwa anak-anak usia 8-12 tahun sering kali belum siap menghadapi konten digital yang tidak tersaring, dan “Adolescence” menampilkan dampak nyata dari paparan tersebut.
- Rekomendasi Usia: Meskipun Netflix tidak selalu mencantumkan rating usia spesifik, serial ini umumnya dianggap cocok untuk penonton berusia 16 tahun ke atas (setara dengan rating TV-MA atau 16+), mengingat tema dan intensitasnya. Serial ini lebih tepat untuk remaja yang lebih tua dan orang tua yang ingin memahami tantangan digital dan sosial yang dihadapi anak-anak mereka.
Saran untuk Orang Tua: Jika orang tua ingin menggunakan “Adolescence” sebagai bahan diskusi dengan remaja yang lebih tua (16+), serial ini dapat menjadi alat untuk membahas bahaya media sosial, pentingnya komunikasi keluarga, dan cara mengenali tanda-tanda radikalisasi atau tekanan emosional. Namun, tonton bersama anak dan sediakan ruang untuk mendiskusikan kontennya, karena serial ini bisa memicu emosi kuat. Kaspersky menyarankan dialog terbuka dan penggunaan aplikasi kontrol orang tua untuk mendampingi anak di dunia digital, yang sejalan dengan pesan serial ini.
Kesimpulan: “Adolescence” adalah serial yang kuat dan relevan untuk menyoroti isu-isu sosial kontemporer, tetapi karena tema kekerasan, konten dewasa, dan intensitas emosionalnya, serial ini tidak cocok untuk anak-anak atau remaja di bawah 16 tahun. Untuk remaja yang lebih tua, serial ini bisa menjadi bahan edukasi dengan pendampingan orang tua, tetapi tetap perlu perhatian terhadap kesiapan emosional mereka.
This content is restricted!
Bantu kami mengulas konten yang pernah Mama tonton. Login di sini.
S
Siti Nirmala Adegan merokok, alkohol, dan narkoba:
Serial Netflix yang lagi rame dibicarain. Empat episode, masing-masing sekitar sejam, dan bikin gue duduk tegak dari awal sampe akhir. Ini bukan serial santai buat nemenin makan popcorn, tapi lebih ke drama berat yang bikin lo mikir keras soal dunia remaja sekarang.
Sinopsis Lengkap Serial Adolescence (2025)
Adolescence adalah miniseri drama kriminal psikologis asal Inggris yang tayang perdana di Netflix pada 13 Maret 2025. Serial terbatas ini terdiri dari empat episode, masing-masing berdurasi 51-65 menit, dan disutradarai oleh Philip Barantini dengan naskah yang ditulis oleh Stephen Graham dan Jack Thorne. Mengusung teknik pengambilan gambar one continuous shot (satu pengambilan panjang tanpa potongan) untuk setiap episodenya, Adolescence menawarkan pengalaman sinematik yang intens dan realistis. Meskipun tidak diangkat dari kisah nyata tertentu, cerita ini terinspirasi dari laporan berita tentang keterlibatan remaja laki-laki dalam kejahatan menggunakan senjata tajam, khususnya pisau, serta dampak media sosial dan budaya digital terhadap perilaku mereka. Serial ini menggali tema-tema kompleks seperti kemarahan laki-laki, tekanan sosial, dinamika keluarga, dan pengaruh negatif lingkungan digital terhadap remaja.
Latar Cerita dan Awal Konflik
Cerita Adolescence berpusat pada keluarga Miller, sebuah keluarga biasa di Inggris Utara, yang hidupnya berubah drastis dalam semalam. Pada suatu pagi, sekitar pukul 06.00, tim polisi yang dipimpin oleh Inspektur Detektif Luke Bascombe (Ashley Walters) mendobrak pintu rumah keluarga Miller di Pontefract, West Yorkshire. Mereka menangkap Jamie Miller (Owen Cooper), seorang remaja berusia 13 tahun, atas tuduhan pembunuhan brutal terhadap teman sekelasnya, Katie Leonard. Menurut laporan, Jamie diduga menikam Katie berulang kali dengan pisau dapur pada malam sebelumnya sekitar pukul 22.13. Penangkapan ini mengejutkan keluarga Miller, termasuk ayah Jamie, Eddie Miller (Stephen Graham), ibunya, Manda (Christine Tremarco), dan kakak perempuannya, Lisa (Amelie Pease).
Eddie dan Manda, yang digambarkan sebagai orang tua yang penuh kasih dan mendidik anak-anak mereka dengan baik, menolak percaya bahwa Jamie mampu melakukan kejahatan sekeji itu. Jamie sendiri, selama proses penangkapan dan interogasi awal di kantor polisi, terus menangis dan bersikeras bahwa dia tidak bersalah. Namun, bukti awal yang dikumpulkan polisi, termasuk laporan saksi dan interaksi Jamie dengan Katie di media sosial, tampaknya mengarah pada keterlibatannya. Insiden ini tidak hanya mengguncang keluarga Miller, tetapi juga memicu pertanyaan besar: bagaimana seorang anak yang tampak baik-baik saja bisa terlibat dalam tindakan sebegitu mengerikan?
Perkembangan Cerita dan Penyelidikan
Setiap episode Adolescence berfokus pada perspektif dan waktu yang berbeda, membangun lapisan demi lapisan konteks untuk memahami kasus ini. Serial ini tidak hanya berfokus pada penyelidikan kriminal, tetapi juga mengeksplorasi dampak emosional dan psikologis pada semua pihak yang terlibat, termasuk keluarga, polisi, terapis, dan komunitas sekolah.
- Episode 1: Penangkapan dan Kehancuran Awal
Episode pertama dimulai dengan penangkapan dramatis Jamie di rumah keluarga Miller. Penonton diperkenalkan pada dinamika keluarga yang hangat namun tegang, dengan Eddie sebagai ayah yang tegas namun penuh kasih, dan Manda sebagai ibu yang berusaha menjaga keutuhan keluarga. Penangkapan Jamie memicu kekacauan emosional, dengan Eddie dan Manda berusaha membela putra mereka di hadapan polisi. Sementara itu, Luke Bascombe, detektif yang memimpin penyelidikan, mulai menggali bukti awal, termasuk motif yang mungkin terkait dengan interaksi Jamie dan Katie di Instagram. Episode ini menetapkan nada ketegangan dan misteri, dengan pertanyaan utama: apakah Jamie benar-benar pelakunya? - Episode 2: Penyelidikan di Sekolah dan Media Sosial
Fokus bergeser ke lingkungan sekolah Jamie, di mana Luke Bascombe menyelidiki hubungan antara Jamie dan Katie. Berdasarkan interaksi mereka di media sosial, Luke awalnya berasumsi bahwa keduanya bersahabat tanpa ada ketertarikan romantis. Namun, penyelidikan lebih lanjut mengungkapkan bahwa Jamie mungkin terpengaruh oleh konten digital yang berbahaya, termasuk narasi misoginis dari figur-figur seperti Andrew Tate dan komunitas incel (involuntary celibate). Episode ini menyoroti bagaimana media sosial dapat memperburuk kemarahan dan isolasi remaja, terutama di kalangan laki-laki muda yang sedang mencari jati diri. Sementara itu, keluarga Miller berjuang menghadapi tekanan dari masyarakat dan media, yang mulai menghakimi Jamie sebagai monster. - Episode 3: Evaluasi Psikologis dan Konfrontasi Emosional
Episode ketiga berpusat pada sesi Jamie dengan Briony Ariston (Erin Doherty), seorang psikolog anak yang ditugaskan untuk menulis laporan pra-hukuman. Dalam sesi ini, Jamie menunjukkan sifatnya yang kompleks: kadang menawan dan rentan, kadang penuh kemarahan dan defensif. Penampilan Owen Cooper di episode ini mendapat pujian karena berhasil menangkap emosi remaja yang bergejolak, dari ketakutan hingga keputusasaan. Briony mencoba memahami apa yang mendorong Jamie melakukan tindakan tersebut, menggali trauma, tekanan teman sebaya, dan paparan terhadap ideologi beracun di internet. Sementara itu, Eddie mulai mempertanyakan kegagalannya sebagai ayah, dan Manda berjuang melawan rasa bersalah karena merasa tidak cukup mengawasi Jamie. Episode ini adalah puncak emosional yang menghancurkan, dengan akting yang mentah dan dialog yang menusuk. - Episode 4: 13 Bulan Kemudian dan Refleksi
Alih-alih menutup cerita dengan sidang pengadilan seperti drama kriminal pada umumnya, episode terakhir melompat 13 bulan setelah kejadian pembunuhan. Penonton diajak melihat “normal baru” keluarga Miller, yang kini hidup dalam bayang-bayang tragedi. Episode ini mengeksplorasi bagaimana Eddie, Manda, dan Lisa berusaha membangun kembali hidup mereka, sementara Jamie menghadapi konsekuensi dari tindakannya. Tanpa memberikan jawaban yang jelas tentang motif Jamie, serial ini memilih untuk mengajak penonton merenungkan faktor-faktor sosial dan lingkungan yang berkontribusi pada perilakunya. Adegan penutup, yang digambarkan sebagai salah satu yang paling menyayat hati, meninggalkan kesan mendalam tentang kerapuhan masa remaja dan dampak keputusan yang dibuat di usia muda.
Tema dan Pesan Utama
Adolescence bukan sekadar drama kriminal, tetapi juga cerminan tajam tentang tantangan yang dihadapi remaja di era digital. Serial ini menyoroti beberapa isu sosial yang relevan, termasuk:
- Dampak Media Sosial dan Budaya Incel: Serial ini menggambarkan bagaimana paparan terhadap narasi misoginis dan ideologi beracun di internet, seperti yang dipromosikan oleh figur seperti Andrew Tate, dapat memengaruhi pola pikir remaja laki-laki. Jamie digambarkan sebagai remaja yang terisolasi, yang menemukan “komunitas” di ruang-ruang digital yang memperkuat kemarahan dan kebenciannya.
- Kemarahan Laki-Laki dan Maskulinitas Beracun: Melalui karakter Jamie, serial ini mengupas bagaimana ekspektasi masyarakat terhadap maskulinitas dapat mendorong perilaku destruktif. Jack Thorne, salah satu penulis, menyatakan bahwa serial ini bertujuan untuk “menatap langsung ke dalam kemarahan laki-laki” dan menggali akarnya, mulai dari pola asuh hingga pengaruh lingkungan.
- Dinamika Keluarga dan Pola Asuh: Serial ini mengeksplorasi bagaimana hubungan antara orang tua dan anak dapat memengaruhi perilaku. Eddie, meskipun ayah yang peduli, digambarkan kadang-kadang memperlakukan Manda sebagai tempat pelampiasan emosi, sebuah pola yang secara tidak sadar ditiru oleh Jamie dalam interaksinya dengan perempuan.
- Bahaya Smartphone dan Kurangnya Pengawasan: Adolescence memberikan peringatan keras kepada orang tua tentang risiko smartphone tanpa pengawasan. Konten yang diakses Jamie di media sosial menjadi katalis bagi perilakunya, menyoroti perlunya pengawasan orang tua terhadap aktivitas digital anak-anak mereka.
- Tekanan Sosial dan Pencarian Jati Diri: Serial ini menggambarkan betapa sulitnya remaja menavigasi tekanan dari teman sebaya, ekspektasi masyarakat, dan perubahan emosional selama masa pubertas. Jamie adalah representasi dari remaja yang terjebak antara kerentanan dan dorongan untuk membuktikan diri.
Pemeran dan Produksi
Adolescence menampilkan ansambel aktor yang luar biasa, dengan penampilan yang mendapat pujian dari kritikus dan penonton:
- Owen Cooper sebagai Jamie Miller: Aktor muda yang debut aktingnya di serial ini mencuri perhatian dengan penampilan yang autentik dan emosional.
- Stephen Graham sebagai Eddie Miller: Selain berperan sebagai ayah Jamie, Graham juga bertindak sebagai co-kreator, penulis, dan co-produser. Aktingnya sebagai ayah yang hancur namun berusaha kuat sangat memukau.
- Ashley Walters sebagai DI Luke Bascombe: Walters menghidupkan detektif yang tegas namun manusiawi, yang juga bergumul dengan ketidakmampuannya memahami dunia remaja, termasuk anaknya sendiri.
- Christine Tremarco sebagai Manda Miller: Tremarco memberikan penampilan yang penuh kasih namun penuh konflik sebagai ibu yang berjuang dengan rasa bersalah.
- Erin Doherty sebagai Briony Ariston: Akting Doherty sebagai psikolog anak di episode ketiga menjadi salah satu momen paling berkesan dalam serial ini.
- Pemeran pendukung lainnya termasuk Faye Marsay sebagai Misha Frank, Amelie Pease sebagai Lisa Miller, dan Mark Stanley sebagai Paul Barlow.
Dari segi produksi, Adolescence diproduksi oleh Warp Films, Matriarch Productions, One Shoe Films, Plan B Entertainment, dan It’s All Made Up Production. Proses syuting dilakukan dari Juli hingga Oktober 2024 di berbagai lokasi di Inggris, termasuk South Kirkby, South Elmsall, Sheffield, dan Pontefract. Penggunaan teknik one continuous shot menjadi salah satu elemen yang membedakan serial ini, menciptakan rasa urgensi dan realisme yang membuat penonton merasa seperti menyaksikan peristiwa secara langsung. Teknik ini juga menuntut akting yang sempurna dari para pemeran, karena tidak ada ruang untuk pengulangan atau pengeditan.
Resepsi dan Dampak
Sejak dirilis, Adolescence mendapat sambutan luar biasa dari kritikus dan penonton. Serial ini menduduki peringkat pertama dalam daftar Top 10 Netflix di Inggris dan mencatatkan 24,3 juta penonton global dalam empat hari pertama, serta 66,3 juta penayangan dalam 11 hari, menjadikannya salah satu serial terbatas Netflix paling sukses. Kritikus memuji narasi yang intens, akting yang luar biasa, dan teknik sinematografi yang inovatif. Lucy Mangan dari The Guardian menyebutnya “mendekati kesempurnaan televisi,” sementara Tom Peck dari The Times menggambarkannya sebagai “sangat sempurna.” Anita Singh dari The Telegraph menyebut serial ini “membuat hati hancur secara perlahan” dengan akting yang “fenomenal.”
Di media sosial, Adolescence memicu diskusi luas tentang isu-isu seperti bahaya media sosial, perundungan, dan pentingnya pengawasan orang tua. Serial ini juga mendorong wacana publik tentang larangan penggunaan smartphone untuk anak di bawah 16 tahun di Inggris, dengan Menteri Pendidikan Inggris, Bridget Phillipson, menyatakan akan meneliti kebijakan tersebut. Popularitas serial ini bahkan memunculkan spekulasi tentang kemungkinan musim kedua, meskipun Netflix belum mengkonfirmasi rencana tersebut.
Kesimpulan
Adolescence adalah sebuah karya yang berani dan menyayat hati, yang tidak hanya menghibur tetapi juga menggugah kesadaran tentang tantangan yang dihadapi remaja di dunia modern. Dengan alur cerita yang penuh ketegangan, akting yang luar biasa, dan pendekatan sinematik yang unik, serial ini berhasil menyampaikan pesan penting tentang dampak lingkungan, media sosial, dan pola asuh terhadap perkembangan anak. Meskipun berat dan penuh emosi, Adolescence menawarkan secercah harapan melalui kasih sayang dan ketahanan keluarga, sekaligus menjadi peringatan bagi masyarakat untuk lebih memperhatikan generasi muda. Bagi pecinta drama kriminal psikologis, serial ini adalah tontonan wajib yang akan meninggalkan kesan mendalam.
Catatan: Untuk menonton Adolescence secara legal dengan subtitle bahasa Indonesia, serial ini tersedia di Netflix dengan berlangganan. Hindari situs ilegal seperti LK21 atau IndoXXI, karena akses ke situs tersebut sering diblokir dan tidak aman.
Lihat Film Lain
Produk Terkait
- Series
Rubble & Crew
- Series
GOGO DINO Explorers
Community Rating
1 review




