Evil Eye

 

Menguak Kisah Tragis dan Kekuatan Dahsyat Evil Eye, Yōkai Ikonik dari Dandadan

 

Evil Eye adalah salah satu karakter yōkai paling menonjol dan kompleks dalam seri anime dan manga populer Dandadan. Jauh dari sekadar entitas jahat, Evil Eye memiliki latar belakang tragis yang memilukan yang mendorong tindakan dan kekuatannya yang luar biasa, menjadikannya antagonis sekaligus figur yang simpatik dalam narasi seri ini.

 

Identitas dan Latar Belakang: Korban Ritual Keji

 

Pada intinya, Evil Eye adalah arwah pendendam dari seorang anak kecil yang hidup pada zaman Edo di Jepang. Ia adalah salah satu dari banyak anak yang dikorbankan secara kejam oleh keluarga Kito, sebuah klan yang menyembah yōkai raksasa bernama Cacing Maut Mongolia (Tsuchinoko). Selama berabad-abad, keluarga Kito akan mempersembahkan seorang anak kepada monster ini untuk menenangkannya dan melindungi desa mereka.

Anak yang kemudian menjadi Evil Eye ini hidup dalam kondisi yang mengenaskan sebelum dikorbankan. Dikurung dan kelaparan, ia hanya bisa memandang ke luar jendela, mendambakan kebebasan dan kesempatan untuk bermain seperti anak-anak lainnya. Penderitaan mendalam dan kerinduan yang tak terpenuhi ini menanamkan benih kebencian yang mendalam terhadap umat manusia di dalam jiwanya. Setelah kematiannya yang tragis, arwahnya terikat pada lokasi pengorbanannya, dipenuhi dengan dendam dan keinginan untuk membalas dendam pada dunia yang telah begitu kejam padanya.

 

Kekuatan dan Kemampuan: Perpaduan Energi Spiritual dan Dendam

 

Kekuatan Evil Eye sendiri sudah sangat hebat, namun kekuatannya mencapai tingkat yang mengerikan ketika ia berhasil merasuki tubuh Jiji, teman masa kecil Momo Ayase yang memiliki energi spiritual yang sangat besar. Perpaduan ini menciptakan entitas dengan kekuatan destruktif yang luar biasa.

Kemampuan Asli:

  • Kutukan Pandangan: Kemampuan paling khas dari Evil Eye adalah kutukan yang terkandung dalam pandangannya. Siapapun yang menatap langsung ke matanya akan didorong untuk bunuh diri.
  • Berbagi Memori: Evil Eye dapat membagikan ingatan penderitaannya kepada orang lain, sebuah taktik yang ia gunakan untuk memanipulasi dan menghancurkan mental targetnya.
  • Kerasukan: Sebagai roh, ia memiliki kemampuan untuk merasuki tubuh manusia, memberinya wadah fisik untuk berinteraksi dengan dunia.

Kekuatan Setelah Merasuki Jiji:

  • Peningkatan Fisik Drastis: Dengan tubuh atletis Jiji, Evil Eye mendapatkan kekuatan fisik, kecepatan, dan daya tahan super. Ia mampu menandingi kecepatan Turbo Granny dan menghadapi banyak lawan sekaligus.
  • Manipulasi Energi Dendam: Evil Eye dapat memanifestasikan dendam dari para korban keluarga Kito lainnya menjadi konstruksi energi yang solid. Ini bisa digunakan untuk serangan dahsyat seperti “Grudge Ball,” bola energi terkonsentrasi yang sangat merusak, atau “Cursed House,” sebuah penghalang untuk menjebak lawannya.
  • Transformasi: Saat Evil Eye mengambil alih sepenuhnya, penampilan Jiji berubah secara drastis. Kulitnya menjadi gelap, dan mata ketiga yang mengerikan muncul di dahinya, menandakan pelepasan kekuatan penuhnya.

 

Peran dalam Cerita: Dari Musuh Menjadi Sekutu yang Rumit

 

Evil Eye diperkenalkan sebagai antagonis utama dalam Cursed House Arc. Ia berhasil menipu Jiji dengan membagikan kenangan masa lalunya yang tragis, membuatnya bersimpati dan dengan sukarela menyerahkan tubuhnya. Dalam wujud ini, Evil Eye menjadi ancaman besar bagi Momo, Okarun, dan sekutu mereka.

Namun, seiring berjalannya cerita, hubungannya dengan Jiji dan kelompoknya menjadi lebih kompleks. Interaksi yang terus-menerus dengan Jiji yang pada dasarnya baik hati dan positif secara bertahap mulai melunakkan sifat pendendam Evil Eye. Meskipun masih didorong oleh keinginan untuk bertarung dan membalas dendam, terutama pada keturunan keluarga Kito, ia mulai menunjukkan momen-momen perlindungan terhadap sekutu Jiji, seperti Seiko Ayase.

Hubungan mereka berkembang menjadi semacam simbiosis yang aneh. Mereka dapat berkomunikasi secara internal, dan dalam beberapa pertarungan, mereka bahkan bekerja sama, dengan Jiji “meminjamkan” tubuhnya kepada Evil Eye untuk melepaskan serangan kuat. Ada pula cara unik untuk mengendalikan transformasi ini: air dingin memicu pengambilalihan oleh Evil Eye, sementara air panas mengembalikan kendali kepada Jiji.

Karakter Evil Eye menjadi bukti kepiawaian penceritaan dalam Dandadan, yang mampu mengubah monster pendendam menjadi sosok dengan kedalaman emosional, menyoroti tema-tema seperti trauma, kemarahan, dan kemungkinan penebusan bahkan bagi roh yang paling tersiksa sekalipun.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *