Christoph Waltz

Christoph Waltz lahir pada 4 Oktober 1956, di Wina, Austria. Ia tidak jatuh jauh dari pohonnya; seni peran sudah mendarah daging di keluarganya. Ayahnya, Johannes Waltz, adalah seorang desainer panggung asal Jerman, dan ibunya, Elisabeth Urbancic, adalah seorang desainer kostum asal Austria. Kakek-neneknya dari pihak ibu juga adalah aktor di teater bergengsi Wina, Burgtheater.

• Pendidikan: Waltz menempuh pendidikan akting di Max Reinhardt Seminar yang terkenal di Wina. Ia juga sempat belajar menyanyi dan opera di Universitas Musik dan Seni Pertunjukan Wina. Menariknya, ia awalnya bercita-cita menjadi penyanyi opera sebelum akhirnya fokus penuh pada akting. Pada akhir 1970-an, ia pindah ke New York City untuk belajar metode akting dari Lee Strasberg dan Stella Adler.
• Keluarga: Waltz memegang kewarganegaraan Austria dan Jerman. Ia menikah dengan istri keduanya, Judith Holste, seorang desainer kostum. Dari pernikahan sebelumnya, ia juga memiliki anak. Ia dikenal sangat menjaga privasi kehidupan keluarganya dan membagi waktunya antara Berlin, Wina, dan Los Angeles.
• Kemampuan Bahasa: Salah satu aset terbesarnya adalah kefasihannya dalam tiga bahasa: Jerman, Inggris, dan Prancis, yang sering ia tunjukkan dengan cemerlang dalam film-filmnya.

🎬 Karir: Dari Eropa ke Puncak Hollywood

Perjalanan karir Waltz adalah bukti nyata dari pepatah “kesabaran adalah kunci”.

Karir Awal (1980-an – 2000-an)

Selama hampir 30 tahun, Waltz adalah aktor yang sangat dihormati namun sebagian besar hanya dikenal di Eropa. Ia adalah wajah yang familier di panggung teater di Wina, Salzburg, dan berbagai kota di Jerman. Ia juga sangat produktif di televisi Jerman dan Austria, membintangi puluhan film TV dan serial.

Titik Balik: “Inglourious Basterds” (2009)

Dunia baru mengenalnya pada usia 52 tahun, ketika sutradara Quentin Tarantino memberinya peran sebagai Kolonel SS Hans Landa dalam Inglourious Basterds. Peran ini, yang oleh Tarantino sendiri dikhawatirkan “tidak mungkin bisa diperankan” (unplayable) karena kompleksitas dan tuntutan bahasanya, dimainkan dengan sangat brilian oleh Waltz.

Penampilannya sebagai “Pemburu Yahudi” yang cerdas, sopan, namun sangat bengis itu langsung memberinya pujian kritis global. Ia menyapu bersih hampir semua penghargaan besar tahun itu.

Karir Hollywood (2009 – Sekarang)

Sejak saat itu, Waltz menjadi salah satu aktor paling dicari di Hollywood, sering kali memainkan karakter yang cerdas, eksentrik, atau jahat. Ia kembali berkolaborasi dengan Tarantino dalam Django Unchained (2012) sebagai Dr. King Schultz, seorang pemburu bayaran yang menjadi mentor, peran yang sekali lagi memberinya Piala Oscar.

Ia juga menunjukkan fleksibilitasnya dengan menjadi sutradara, baik untuk produksi TV di tahun 2000 (Wenn man sich traut) maupun untuk film layar lebar pertamanya, Georgetown (2019).

🏆 Prestasi dan Penghargaan Utama

Waltz adalah salah satu dari sedikit aktor yang memenangkan dua Academy Awards dalam kategori yang sama (Aktor Pendukung Terbaik) untuk dua film dari sutradara yang sama.

• 2x Academy Award (Oscar) untuk Aktor Pendukung Terbaik
  • Inglourious Basterds (2010)
  • Django Unchained (2013)
• 2x Golden Globe Award untuk Aktor Pendukung Terbaik
  • Inglourious Basterds (2010)
  • Django Unchained (2013)
• 2x BAFTA Award untuk Aktor Pendukung Terbaik
  • Inglourious Basterds (2010)
  • Django Unchained (2013)
• Penghargaan Aktor Terbaik (Festival Film Cannes)
  • Inglourious Basterds (2009)
• Hollywood Walk of Fame: Menerima bintangnya pada tahun 2014.

✨ Fakta Menarik

• Hampir Jadi Penyanyi Opera: Jika ia merasa suaranya sedikit lebih baik, ia mungkin akan mengejar karir di panggung opera, bukan di film.
• Penemuan Tarantino: Tarantino hampir membatalkan Inglourious Basterds karena tidak dapat menemukan aktor yang tepat untuk Hans Landa, sampai akhirnya Christoph Waltz masuk ke ruang audisi.
• Kewarganegaraan: Ia lahir sebagai warga negara Austria. Ia baru mendapatkan kewarganegaraan Jerman (yang juga dimiliki ayahnya) pada tahun 2010, dan ia menganggap dirinya sebagai “orang Wina dalam hati”.